Dalam berwirausaha, etika komunikasi tertulis yang efektif para Entrepreneur atau Wirausahawan adalah bagian yang krusial juga dalam komunikasi bisnis, yaitu sebagai standar dan acuan dalam menilai kepribadian wirausaha yang sedang dijalankan, termasuk juga sebagai nilai kepribadian diri para wirausahawannya sendiri.
Tanpa adanya etika komunikasi tertulis yang efektif tersebut, maka dalam komunikasi bisnis akan dapat terjadi juga hal-hal seperti, ketidakpahaman, kekurangpahaman, hingga kesalahpahaman yang pada akhirnya justru menimbulkan sengketa, perselisihan, dan lain sebagainya.
Namun terkadang, justru di sinilah para Wirausahawan banyak mengasumsikan, bahwa etika komunikasi bisnis dalam berwirausaha itu hanya selalu berkaitan erat dengan etika komunikasi pada saat berbicara tatap muka atau secara lisan saja, sehingga komunikasi tertulis masih dipandang tidak terlalu prioritas ataupun penting.
Padahal tidaklah begitu, etika komunikasi bisnis itu juga amatlah perlu komunikasi tertulis yang efektif dan perlu komunikasi berbalas dengan ajeg menerima maupun menyimak dari hasil timbal balik komunikasi tertulis tersebut.
Artinya di sini, bila para Wirausahawan hanya lebih memperhatikan komunikasi lisannya saja dalam berwirausaha, maka para Wirausahawan masih akan lebih mengutamakan egonya dan idealismenya sendiri.
Oleh karenanya, etika komunikasi tertulis yang efektif dalam berwirausaha hendaknya tidaklah juga boleh diabaikan, diremehkan ataupun disepelekan, karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam komunikasi bisnis.
Bahkan saat menuliskannya pun, tidaklah boleh sembarang menulis, sebab jika salah menuliskannya, bisa akan terjadi sensitifitas dan dapat menimbulkan kesalahpahaman, salah penafsiran hingga multipersepsi.
Artinya juga di sini, etika komunikasi bisnis juga memerlukan etika komunikasi tertulis efektif yang harus memperhatikan gaya tulisan dan tata bahasanya yang berkaitan dengan wirausaha yang sedang dijalankan.
Seperti dalam rangka mempromosikan produk, me-review produk, ataupun mem-branding produk misalnya, surat menyurat misalnya, memperkenalkan brosur, leafleat, proposal dan profil wirausaha misalnya, termasuk juga dalam merespon maupun menerima, balasan, tanggapan, saran dan masukan dari klien para Wirausahawan.
Sehingga, para Wirausahawan juga harus memahami terkait apakah komunikasi tertulis tersebut sudah tepat dan efektif seperti;
"Apakah komunikasi tertulis itu sudah ramah atau justru jadi sebaliknya terkesan seperti sedang marah, apakah komunikasi tertulis tersebut menimbulkan ambiguitas atau sudah jelas, dan sebagainya".
Inilah kenapa sebabnya etika komunikasi tertulis yang efektif dalam berwirausaha itu penting dan perlu diperhatikan, sehingga etika komunikasi tertulis para wirausahawan juga harus lebih berhati-hati terkait dengan gaya dan tata bahasa yang ditulis, seperti tanda baca misalnya, ketaksaan dan ketandasan makna misalnya, dan sebagainya.
1. Gaya penuturan bahasa yang dituliskan.
Gaya penuturan bahasa yang dituliskan sebenarnya boleh fleksibel, namun dengan catatan harus tetap memperhatikan kejelasan tata bahasa dan ketaksaan makna.
Sehingga apa yang menjadi maksud dan tujuan melalui pesan tertulis yang disampaikan dalam komunikasi tertulis tersebut menjadi jelas, tidak mengambang maupun ambigu.
2. Kerapian isi tulisan dan tampilan.
Di dalam tulisannya perlu hati-hati juga dengan tanda baca terutama tanda seru, sebaiknya gunakan tanda seru hanya untuk mengungkapkan ekspresi kegembiraan dan jumlahnya hanya secukupnya saja.
Hindari kesalahan typo atau tata bahasa, penggunaan emoji disarankan tidak usah dipakai, memperhatikan jenis font standar agar mudah dan nyaman untuk dibaca.
3. Esensi dan substansinya.
Diperlukan berpikir logis dan realistis dahulu sebelum menuturkan lisan dalam tulisan, ini karena komunikasi tertulis melibatkan motif dan dampak, sehingga perlu juga memperhatikan apa yang menjadi maksud dan tujuan terkait esensi dan substansinya untuk memastikan bahwa seluruh informasi adalah akurat dan dapat dijangkau oleh klien.
Seperti misal, apakah ide dan gagasan yang nantinya dituturkan dalam tulisan tersebut dapat mengelola hubungan dengan khalayak misalnya, apakah sudah menyajikan informasi kepada khalayak tanpa menguranginya atau menahan informasi penting lainnya misalnya, dan lain sebagainya.
Kemudian juga, bila akan mengirimkan attachment melalui surel, berikan judul yang sesuai dengan file yang dikirimkan, selain itu hindari mengompress attachment dalam bentuk zip atau rar agar penerima surel bisa langsung nyaman membaca attachment tanpa harus mengekstrak terlebih dahulu.
Yang tidak boleh ditinggalkan juga adalah, memberi jawaban ataupun penjelasan, membalas, menanggapi dan melalukan konfirmasi jika ada respon dan tanggapan ataupun jika terjadi ada kekurangpahaman, hal ini tentunya untuk menghindarkan kesalahpahaman dari komunikasi tertulis tersebut.
"Komunikasi tertulis yang efektif dan beretika dalam berwirausaha adalah cerminan tersirat dari nilai kepribadian para wirausahawan dan nilai kepribadian wirausahanya"
Nah, inilah kiranya kenapa etika komunikasi tertulis yang efektif dalam berwirausaha itu penting dan tidak boleh disepelekan, diremehkan, dan bahkan diabaikan oleh para Wirausahawan.
Demikianlah artikel singkat ini, bukan bermaksud untuk mengajari, tapi niat ikhlas untuk saling berbagi manfaat.
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H