Diperlukan berpikir logis dan realistis dahulu sebelum menuturkan lisan dalam tulisan, ini karena komunikasi tertulis melibatkan motif dan dampak, sehingga perlu juga memperhatikan apa yang menjadi maksud dan tujuan terkait esensi dan substansinya untuk memastikan bahwa seluruh informasi adalah akurat dan dapat dijangkau oleh klien.
Seperti misal, apakah ide dan gagasan yang nantinya dituturkan dalam tulisan tersebut dapat mengelola hubungan dengan khalayak misalnya, apakah sudah menyajikan informasi kepada khalayak tanpa menguranginya atau menahan informasi penting lainnya misalnya, dan lain sebagainya.
Kemudian juga, bila akan mengirimkan attachment melalui surel, berikan judul yang sesuai dengan file yang dikirimkan, selain itu hindari mengompress attachment dalam bentuk zip atau rar agar penerima surel bisa langsung nyaman membaca attachment tanpa harus mengekstrak terlebih dahulu.
Yang tidak boleh ditinggalkan juga adalah, memberi jawaban ataupun penjelasan, membalas, menanggapi dan melalukan konfirmasi jika ada respon dan tanggapan ataupun jika terjadi ada kekurangpahaman, hal ini tentunya untuk menghindarkan kesalahpahaman dari komunikasi tertulis tersebut.
"Komunikasi tertulis yang efektif dan beretika dalam berwirausaha adalah cerminan tersirat dari nilai kepribadian para wirausahawan dan nilai kepribadian wirausahanya"
Nah, inilah kiranya kenapa etika komunikasi tertulis yang efektif dalam berwirausaha itu penting dan tidak boleh disepelekan, diremehkan, dan bahkan diabaikan oleh para Wirausahawan.
Demikianlah artikel singkat ini, bukan bermaksud untuk mengajari, tapi niat ikhlas untuk saling berbagi manfaat.
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H