Sehingga pada tahun 1336 M, saat Tribhuwana Tunggadewi berkuasa di Kerajaan Majapahit, Gajah Mada yang kala itu masih menjabat sebagai Patih Daha diangkat menjadi Mahapatih Amangkubhumi Kerajaan Majapahit.
3. Mahapatih Amangkubhumi Majapahit.
Sebelum diangkat menjadi Mahapatih Amangkubhumi Majapahit, Gajah Mada menunjukan prestasi dan kinerja yang hebat, dengan berhasil menumpas pemberontakan Sadeng pada tahun 1331 M.
Akhirnya, berlatar dari prestasi dan kinerjanya selama mengabdi kepada Kerajaan Majapahit dan modal pengalaman politiknya selama dua tahun menjabat Patih Kahuripan dan sekitar Lima belas tahun menjabat Patih Daha (Kediri), pada tahun 1336 M, Tribhuwana Tunggadewi mengangkat Gajah Mada menjadi Mahapatih Amangkubhumi Majapahit.
Pada kesempatan ini juga, tercatat sangat popular dalam sejarah, ketika Gajah Mada menyataan Sumpah Palapa yang berisi;
"Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tajung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
Terjemahannya:
"Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Menjadi Mahapatih Amangkubhumi Majapahit adalah puncak pencapaian tertinggi dari seluruh perjalanan karier politik Gajah Mada, yang diraih lewat prestasi, kinerja, kerja keras, ketekunan, dan loyalitas yang tinggi.
Perjalanan karier yang bisa dipandang achived bagi Gajah Mada, progresivitas karir politik Gajah Mada dapat dikatakan cukup cepat dan pesat, tanpa mengalami hambatan yang berarti, mulai dari Bekel Bhayangkara hingga menjadi Mahapatih Majapahit, berhasil dicapainya dalam kurun waktu sekitar tujuh belas tahun.
***