Tertawa yang ada mungkin hanya sekedar tertawa sinis, yaitu tertawa puas karena berhasil membully, dan tertawa puas karena menghina hingga tertawa karena saling merendahkan masing-masingnya.
Jadi, inilah latar belakang alasannya kenapa "Indonesia butuh ketawa", sedang rindu ketawa sumringah, rindu ketawa yang lepas dan segar, ketawa sehat yang mampu menghilangkan kepenatan beban hidup meskipun hanya sejenak.
Berupaya nonton acara komedi ataupun acara humor di TV supaya bisa ketawa, tapi acara komedi ataupun acara humor tersebut tidaklah sejenaka yang kita harapkan.
Bahkan, acara yang ada tersebut, masih jauh kalah jenaka dengan kejenakaaan komedian Pakde Tarzan dan kawan-kawan di grup Srimulat.
Karena terkadang yang ada hanyalah garing kerontang, takmampu membuat ketawa, takmampu membuat kita menahan untuk tidak tertawa, dan bahkan untuk mampu membuat sekedar tersenyum pun takbisa.
Apakah kita harus berpura-pura gila, mencoba ketawa sendiri tanpa sebab atau mungkin mungkin perlu mengetawai diri sendiri di cermin.
Sambil menulis artikel ini, saya mencoba ketawa sendiri tanpa sebab, dan mencoba mengetawai diri sendiri melalui cermin.
Ah, ternyata rasanya garing banget, nggak ada rasanya, kosong, kering, seperti ada sesuatu yang kurang dan hilang, bahkan mungkin kalau ada orang yang melihat, saya bisa dianggap gila beneran.
Nggak percaya, coba saja Anda pura-pura gila kaya saya tadi, ketawa tanpa sebab dan mengetawai diri sendiri di cermin, pasti apa yang saya rasakan tidak jauh beda dengan apa yang Anda rasakan.
Lantas, bagaimana supaya kita bisa ketawa yang lepas dan menyegarkan, serta anti garing?