Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Kita Sudah Terlalu "Sensi" dan "Garing" Banget sehingga Lupa Ketawa?

26 Desember 2020   10:17 Diperbarui: 26 Desember 2020   10:21 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar, penulis dan Pakde Tarzan | Dokumentasi pribadi

Apakah "Indonesia butuh ketawa"?

Ya, cukup "satir" bila meresapinya secara dalam dan jadi sindiran yang cukup menohok, serta dapat dimaklumi adanya.

Karena memang sangat benar sekali adanya, kita memang sedang butuh ketawa, bahkan bukan hanya sekedar ketawa yang biasa-biasa saja, tapi kita butuh ketawa yang lepas tanpa beban, ketawa yang menyehatkan.

Kita perlu dan butuh ketawa sehat yang lepas dan segar tanpa beban, tertawa dengan terbahak-bahak yang mengocok perut, sampai karena saking gelinya, saking riang gembira dan bahagianya, kita jadi meneteskan air mata.

Kenapa "Indonesia butuh ketawa" dan apakah kita memang sudah "lupa ketawa", atau bahkan jadi nggak ingat lagi bagaimana caranya ketawa?

Ya, secara umumnya, kalau merasakan bagaimana tekanan beban hidup dan beban pikiran kita selama pandemi corona yang memaksa kita dalam keadaan yang tidak menentu ini.

Lalu, kalau ditambah dengan panasnya suhu politik yang menciptakan tensi tinggi dengan segala keangkuhannya dan kegaduhannya, baik itu di dunia maya dan di dunia nyata, yang justru perilaku keangkuhan dan kegaduhan tersebut terkadang sangat memekakan dan nggak penting banget.

Maka jadi sangat logis dan masuk akal rasanya, kalau kita memang sudah sangat butuh ketawa, "Indonesia butuh ketawa" dan secara jujur kita harus mengakui, bahwa ternyata tanpa disadari, kita sudah terlalu "sensi" dan "garing" banget.

Ya, entah disadari atau tidaknya, nampaknya kita memang sudah terlalu "sensi" atau sensitif, karena kita terlalu mudah terpantik sewot, marah, emosi dan gampang tersinggung oleh sebab beratnya beban hidup karena pandemi corona dan keangkuhan dan gaduhnya perpolitikan.

Sehingga karenanya, apapun yang ada dalam kehidupan rasanya jadi "garing", apa-apa jadi terlalu mudah dijadikan masalah dan persoalan, jadi terlalu dianggap serius, tegang, sampai jadi mudah "baper".

Tertawa yang ada mungkin hanya sekedar tertawa sinis, yaitu tertawa puas karena berhasil membully, dan tertawa puas karena menghina hingga tertawa karena saling merendahkan masing-masingnya.

Jadi, inilah latar belakang alasannya kenapa "Indonesia butuh ketawa", sedang rindu ketawa sumringah, rindu ketawa yang lepas dan segar, ketawa sehat yang mampu menghilangkan kepenatan beban hidup meskipun hanya sejenak.

Ilustrasi gambar via Tirto.id
Ilustrasi gambar via Tirto.id
Ah, betapa rindunya kita bisa ketawa seperti itu, tapi entahlah juga, kenapa kita juga jadi agak sulit menemukan apa yang bisa membuat kita ketawa.

Berupaya nonton acara komedi ataupun acara humor di TV supaya bisa ketawa, tapi acara komedi ataupun acara humor tersebut tidaklah sejenaka yang kita harapkan.

Bahkan, acara yang ada tersebut, masih jauh kalah jenaka dengan kejenakaaan komedian Pakde Tarzan dan kawan-kawan di grup Srimulat.

Karena terkadang yang ada hanyalah garing kerontang, takmampu membuat ketawa, takmampu membuat kita menahan untuk tidak tertawa, dan bahkan untuk mampu membuat sekedar tersenyum pun takbisa.

Apakah kita harus berpura-pura gila, mencoba ketawa sendiri tanpa sebab atau mungkin mungkin perlu mengetawai diri sendiri di cermin.

Sambil menulis artikel ini, saya mencoba ketawa sendiri tanpa sebab, dan mencoba mengetawai diri sendiri melalui cermin.

Ah, ternyata rasanya garing banget, nggak ada rasanya, kosong, kering, seperti ada sesuatu yang kurang dan hilang, bahkan mungkin kalau ada orang yang melihat, saya bisa dianggap gila beneran.

Nggak percaya, coba saja Anda pura-pura gila kaya saya tadi, ketawa tanpa sebab dan mengetawai diri sendiri di cermin, pasti apa yang saya rasakan tidak jauh beda dengan apa yang Anda rasakan.

Lantas, bagaimana supaya kita bisa ketawa yang lepas dan menyegarkan, serta anti garing?

Entahlah, kalau kondisi pandemi corona belum teratasi dan tensi politik di negara kita ini masih panas, gaduh, ribut, angkuh dan memuakan, sepertinya kita masih akan terbawa "sensi" dan "garing", masih cukup sulit kita untuk bisa ketawa sehat, segar dan lepas.

Yah, paling-paling solusi terbaiknya untuk lepas dari rasa "sensi" dan "garing" tersebut, mungkin kita bisa refreshing bareng keluarga dirumah, ngumpul bareng keluarga, saling menghibur dan bercanda ria.

Atau kalau ada kesempatan, mungkin kita bisa pergi wisata, ke pantai misalnya, ke bukit atau ke tempat yang sekiranya dapat membuat kita dapat fresh, sejenak menghilangkan ketegangan dan kepenatan kehidupan.

Yang jelas, berlatar dari alasan apa yang sudah penulis ungkapkan melalui artikel ini, kita memang sedang butuh ketawa, Indonesia butuh ketawa sejenak, ketawa lepas dan segar, ketawa yang berjiwa, ketawa yang bersahabat dan ketawa yang menyejukan serta mendamaikan hati.

Indonesia butuh ketawa, mari ketawa.

Salam ketawa.
Sigit Eka Pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun