Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Thanks Mom, Atas Segala Inspirasinya di Kancah Politik

16 November 2020   21:28 Diperbarui: 16 November 2020   21:45 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan keluarga | Dokumen pribadi

Secara perlahan, namun detil dan penuh pengertian mama menjelaskan semuanya kepada saya, dan setelahnya mama memberi pengertian kepada saya, akhirnya saya luluh juga, dan akhirnya setuju juga, tapi waktu itu tetap dengan syarat sih.

Syarat itu adalah jangan karena politik mama jadi nggak perhatian lagi sama saya dan adik adik, dan kalau mama melanggarnya saya minggat dari rumah.

Ya, begitulah waktu itu yang jadi syarat utama perjanjian gencatan senjata saya sama mama, saya mengizinkan mama terjun ke kancah politik tapi tetap bersayarat.

Hehehe, yah, namanya juga saat itu saya masih remaja, masih ABG, unyu unyu dan masih cari jati diri, jadi wajar saja kalau pikirannya masih terlalu sempit, belum matang dan dewasa.

Seiring waktu berjalan karir politik mama memang mengkilap, ternyata mama memang berbakat di kancah politik, melalui partainya ternyata pada tahun 1997 mama berhasil duduk di kursi legislatif, bahkan tidak main main, mama berhasil duduk di DPRD Tk I dan saat itu saya sudah jadi Mahasiswa.

Nah, ada yang unik pada tahun 1998 saat terjadi gelombang reformasi, karena sebagai mahasiswa yang juga aktivis kampus, saya turut terlibat dalam aksi demonstrasi di gedung DPRD Tk I saat reformasi waktu itu, yang artinya juga saya pasti akan bertemu mama di gedung tersebut.

Kebetulan waktu itu saya adalah salah satu perwakilan mahasiswa yang diperkenankan masuk berdiskusi dengan anggota dewan saat itu.

Nah, di sinilah ternyata saya harus terlibat perdebatan sengit sama mama, dengan gaya meledak ledak khas anak mahasiswa, saya dan kawan kawan mengungkapkan aspirasi kami.

Setelahnya kami ungkapkan aspirasi kami, ternyata yang berdiri memberikan statemen waktu itu adalah mama saya.

Waduh pikir saya, hampir saja saya mau walk out saat itu, tapi saya lihat tatapan tajam mata mama, yang seolah memberi kode kepada saya untuk tetap diam di tempat.

Singkat kata, saya terpana dengan apa yang ditampilkan mama dihadapan saya dan teman-teman, dengan begitu tenang dan aura kepemimpinan yang memancarkan rasa welas asih, mama tampil sangat mengesankan dan intinya mampu menenangkan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun