Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peristiwa G30S dalam Berbagai Versi, Mana Sejarah yang Benar?

28 September 2020   21:30 Diperbarui: 28 September 2020   21:36 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Republika/Mardiah

Pasca Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tahun 1998, yang sekaligus juga menandai tumbangnya Orde Baru, ternyata memberi dampak pada sejarah peristiwa G30S.

Pada perkembangannya, banyak pihak yang unjuk bicara dan keluar kepermukaan justru memberikan kekaburan peristiwa G30S, melalui serangkaian pertemuan, diskusi dan seminar dengan topik bahasan peristiwa G30S.

Termasuk juga terbitnya buku-buku terkait peristiwa G30S seperti, Palu Arit di Ladang Tebu (2000), Robert Cribb, Pembunuhan Massal di Jawa-Bali 1965/1966 (2003), Aminuddin Kasdi, Kaum Merah Menjarah (2001), dan sebagainya.

Seiring itu juga, pada akhirnya muncul berbagai versi peristiwa G30S, termasuk berbagai versi terkait dalang peristiwa tersebut.

Ada versi bahwa dalang peristiwa G30S itu tunggal, yaitu dilakukan oleh PKI sendiri, ada versi dalangnya adalah klik Angkatan Darat, ada versi dalangnya adalah Soekarno, ada versi dalangnya adalah Soeharto, dan ada versi dalangnya adalah CIA, termasuk versi konspirasi diantara versi-versi yang telah disebutkan.

Seperti pada penjabaran di bawah ini;

1. Versi bahwa PKI dan DN. Aidit adalah dalang peristiwa G30S.

Berdasar buku Departemen Pertahanan, "40 Hari Kegagalan 'G-30-S'" (1965), analisisnya mengarah kepada PKI termasuk DN. Aidit dkk sebagai pelaku, lalu Tahun 1994 ada terbitan Buku Putih, Gerakan 30 September, Pemberontakan Partai Komunis Indonesia.

2. Versi peristiwa G30S adalah Klik Angkatan Darat.

Diterbitkan oleh Ilmuwan Cornell University, AS, Benedict R. Anderson dan Ruth Mc. Vey menulis A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 : Coup in Indonesia (1971), yang kemudian dikenal sebagai Cornell Paper. Menurut mereka, gerakan 30 September adalah puncak konflik intern di tubuh Angkatan Darat.

3. Versi peristiwa G30S adalah skenario Presiden Soekarno.

Disampaikan oleh John Hughes (1967) dan Antonie Dake (1973), bahwa peristiwa G30S adalah skenario yang dipersiapkan oleh Presiden Soekarno, untuk melenyapkan oposisi sebagian perwira tinggi AD, kemudian PKI ikut terseret dan terlibat akibat sangat tergantung kepada Soekarno.

4. Versi kudeta merangkak Soeharto dan kudeta merangkak MPRS.

Terdapat pada, Teori "Kudeta Merangkak" yang disampaikan oleh Soebandrio (2001).

Analisis post factum yang dikemukakan dengan melihat rangkaian kejadian setelah peristiwa itu terjadi mengarah bahwa dalangnya adalah Soeharto oleh (Adam 2007).

Kudeta merangkak bukan hanya dilakukan oleh Soeharto dan kelompoknya, tetapi dilaksanakan berbarengan dengan "kudeta merangkak" MPRS oleh (Adam 2010).

5. Versi peristiwa G30S adalah skenario CIA.

Dikemukakan oleh Peter Dale Scott (1985) dan Geoffrey Robinson (1984), bahwa dalang utama Gerakan 30 September adalah Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat yang ingin menjatuhkan Soekarno dan kekuatan komunis (teori domino). CIA berkonspirasi dengan klik Angkatan Darat untuk memprovokasi PKI.

6. Versi tidak ada pelaku tunggal.

Versi ini terungkap dalam pidato Nawaksara Presiden Soekarno (Mulyosudarmo 1997), bahwa Gerakan 30 September adalah sebuah konspirasi unsur-unsur Nekolim (Neokolonialisme-Kolonialisme-Imperialisme) untuk menggagalkan jalannya revolusi Indonesia, hal ini terjadi karena ditunjang pimpinan PKI yang "keblinger" dan "oknum-oknum yang tidak benar".

***

Selanjutnya, muncul narasi, bahwa Peristiwa G30S tahun 1965, diikuti oleh pembunuhan massal di berbagai daerah di Indonesia yang tak pernah diungkapkan dalam pendidikan sejarah, baik prosesnya maupun jumlah korbannya.

Menurut Facts Finding Commission yang dibentuk setelah peristiwa berdarah tersebut, jumlah korban adalah 78.000 orang, lalu Kopkamtib dalam salah satu laporannya menyebut angka korban adalah berkisar satu juta jiwa, sementara itu Robert Cribb menganggap jumlah korban adalah sekira 500.000 orang.

Kesimpulannya.

P R I H A T I N.

Pertanyaannya.

MANA YANG BENAR?

Solusinya.

PELURUSAN SEJARAH PKI DAN PERISTIWA G30S OLEH PEMERINTAH.

Saran.

Mengenai peristiwa G30S tahun 1965 pada perkembangannya menjadi kabur dan justru menjadi misteri.

Karena terjadi perdebatan tentang siapa dalang G30S, apakah PKI atau internal Angkatan Darat, sebab Orde Baru dianggap melakukan monopoli sejarah.

Terjadi kekaburan sejarah terkait peristiwa G30S sehingga amatlah penting untuk dilakukan studi kembali, dengan mencakup tiga aspek di antaranya yaitu;

1. Peristiwa G30S, termasuk siapa dalangnya.

2. Pembunuhan massal tahun 1965/1966, baik korban Pembantaian yang dilakukan PKI, dan Penghancuran PKI.

3. Stigma PKI terhadap keluarganya.

***

Kalau tidak diluruskan, maka hal ini amatlah berbahaya bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi generasi muda, penerus bangsa Indonesia, karena sejarah terkait peristiwa G30S adalah "tidak jelas".

Oleh karenanya, Pemerintah Indonesia, agar seyogianya dapat memberikan "kejelasan termutakhir terkait kebenaran sejarah G30S" kepada seluruh bangsa ini.

***

Demikian artikel singkat ini, semoga dapat bermanfaat.

Diulas berdasar referensi bacaan diantaranya, Historia, Tempo, Republika dan referensi lainnya.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun