"Indonesia sedang butuh banyak sejarawan dan negarawan sejati".
Pengaburan dan penghilangan fakta-fakta sejarah yang mengiringi perjalanan peradaban bangsa ini masih sering terjadi di negeri ini.
Dan upaya upaya pengaburan dan penghilangan fakta sejarah bangsa dan negara ini nyata adanya di praktikan oleh para pihak-pihak yang entah siapa ataupun para oknum-oknum yang terus berupaya memecah belah bangsa dan menghancurkan NKRI.
Salah satunya yang bisa dilihat adalah bagaimana sejarah pengkhianatan PKI yang sudah jelas merongrong eksistensi ideologi pancasila, tapi justru fakta sejarah berupaya di putar balikkan.
Seperti yang bisa diketahui, pada halaman wikipedia banyak menuai kontra khalayak publik, karena justru memutarbalikan sejarah, yang menarasikan bahwa PKI merupakan korban dari  konspirasi bahkan malah yang jadi korban pembantaian.
Meski pada halaman wikipedia tersebut menerangkan dan menyatakan bahwa artikel tersebut belum memiliki akurasi dan mengandung disambiguitas, tapi hal ini sudah menjadi bukti ada upaya nyata dalam rangka pengaburan fakta sejarah.
Nah, hal diatas masih salah satunya, karena ada lagi yang lebih mengkhawatirkan bila tidak disikapi dengan tegas, yaitu rencana RUU HIP atau RUU Haluan Ideologi Pancasila yang isinya disinyalir dapat mengaburkan penafsiran Pancasila.
Karena ditengarai menafsirkan Pancasila jadi trisila bahkan semakin dipersepsikan menuju poin utamanya menjadi eka sila dengan menitik beratkan pada gotong royong.
Bayangkan saja, betapa tidak menjadi berpotensi berbahaya, karena ada upaya pengaburan penafsiran sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan mengekasilakan Pancasila.
Soal RUU HIP ini kalau tidak ada pihak yang turun tangan mendorong untuk direvisi atau segera ditindak lanjuti, bisa berpotensi mengaburkan fakta sejarah dan berpotensi mengancam eksistensi ideologi Pancasila.
Kurang apa lagi sempurnanya Pancasila yang dirumuskan oleh para founding father negeri ini yang terbukti sampai sekarang masih relevan sebagai landasan idiil negara.
Kenapa harus di RUU kan, apa urgensinya, apa yang mendasari Pancasila mesti di RUU kan dalam Haluan Ideologi Pancasila.
Sehingga kalau tidak disikapi dengan tegas, maka RUU HIP ini jelas bisa menimbulkan potensi berbahaya, karena berpeluang menyelinapnya paham-paham yang dapat merongrong pancasila seperti komunisme, marxisme, liberalisme, kilafahisme hingga radikalisme.
Beruntung masih ada respon keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Â dan para purnawirawan TNI yang menentang keras RUU HIP ini, untungnya mereka bisa jeli dan jernih membaca situasi kalau ada misi terselubung dibalik RUU HIP ini.
Sebenarnya dalam kaitannya dengan RUU HIP ini yang diharapkan perlu turun tangan menyikapi adalah para sejarawan dan negarawan, tapi sayangnya belum ada respon yang signifikan, entah ada apa juga dan kenapa tidak ada reaksi dari para sejarawan dan negarawan bangsa ini.
Belum lagi kalau menyoal fakta-fakta sejarah bangsa  lainnya, mulai catatan sejarah kuno nusantara hingga catatan sejarah lainnya bahkan yang terkini sesuai perjalanannya yang mungkin bisa jadi kedepannya merupakan bagian dari sejarah bangsa ini nantinya.
Banyak fakta sejarah yang penulis maksudkan di atas masih jadi perdebatan, karena menuai pro dan kontra, sehingga sangat butuh diluruskan dan disinkronkan, serta ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang berupaya mengaburkannya.
Disinilah kiranya sangat dibutuhkan banyak sejarawan-sejarawan yang benar-benar jujur, berkualitas dan handal dalam rangka menyatukan satu pandangan dan persepsi soal sejarah bangsa ini.
Mungkin memang banyak para sejarawan di negeri ini, tapi sayangnya masih banyak yang belum satu suara dalam menuturkan sejarah bangsa ini.Maka disini jugalah dibutuhkan kesatuan visi dan misi dalam rangka menyamakan, menyatukan suara dan persepsi dalam rangka penuturan dan pencatatan sejarah bangsa ini, sehingga memang butuh sejarawan yang sejatinya sejarawan.
Dan pastinya juga sejarah yang telah dituturkan tersebut harus wajib tercatat secara resmi di Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai bahan pembelajaran dan pengingat sejarah bangsa yang layak dipercaya kebenarannya.
Kalau berbagai pengalaman sejarah bangsa ini kian kabur dan dapat dihilangkan dari negeri ini, maka akan sangat berbahaya bagi eksistensi bangsa dan negara ini.
Apalagi yang sangat rawan itu adalah bagi para generasi penerus bangsa, kalau sampai akhirnya kehilangan wawasan sejarah bangsanya sendiri yang semakin kabur dan dihilangkan.
Mau dibawa kemana sudah negeri ini, mungkin negeri ini bisa jadi serpihan-serpihan dan hancur berantakan, karena sejarahnya banyak yang dikaburkan dan dihilangkan.
Oleh karenanya, sejarah bangsa ini jangan sampai bisa dihilangkan dan dikaburkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang sudah pasti mereka punya niat menghancurkan bangsa dan negara ini.
Sehingga dalam hal sejarah ini perlu peran penting para sejarawan untuk tetap mengedepankan kesamaan persepsi dan kejujuran dalam menuturkan sejarah bangsa ini dan selalu berdiri digarda terdepan bila ada sejarah bangsa yang coba mulai dikaburkan atau coba dihilangkan.
Selain itu, sangat perlu peran pemerintah untuk terus mensosialisasikan dan menanamkan wawasan sejarah bangsa ini secara intensif dan masif kepada seluruh warganegara.
Agar selalu tertanam dalam benak dan jiwa seluruh bangsa ini, tentang bagaimana sejarah yang sesungguhnya sesuai fakta sejarah yang sebenarnya, yang mengiringi setiap perjalanan peradaban negeri ini.
Jadi, sejarah bangsa ini wajib dijaga kelestariannya dan wajib dipertahankan sampai kapanpun, para sejarawan dan juga pemerintah perlu satu suara dalam rangka mengawal sejarah bangsa ini.
Demikian juga seluruh bangsa ini punya peran, agar hendaknya jangan pernah melupakan fakta sejarah bangsa ini, agar selalu mengingat apa yang pernah menjadi sejarah bangsanya sendiri ini.
Karena sejarah juga merupakan bagian dari jati diri bangsa dan pondasi serta pilar yang mengokohkan eksistensi suatu negara, maka sejarah bangsa ini harus selalu lestari dan tak lekang oleh waktu seiring perjalanan negeri ini.
Lalu yang tak kalah penting juga selain soal sejarawan dan sejarah adalah, bila tatanan negara dikaitkan dengan eksistensi negara, maka dalam hal ini keberadaan negarawan menjadi sangat krusial.
Akan tetapi yang jadi sangat disayangkan juga adalah, para negarawan di negeri ini justru keberadaannya masih dirasa sangat minim sekali.
Masih agak sedikit mendingan eksistensi para sejarawan yang meskipun regenerasinya agak lamban tapi masih bisa berpeluang melahirkan banyak sejarawan kedepannya.
Namun kalau negarawan yang ada di negeri ini dirasa masih sangat sedikit sekali adanya, bahkan mungkin saja justru bisa dihitung dengan jari.
Justru yang sangat banyak membanjiri negeri ini adalah para politikus yang lebih banyak berdiri atas nama kepentingan politik saja.
Masih dirasa belum banyak atau sangat sedikit didapatkan negarawan yang lahir dari rahim politik, yang artinya dalam hal ini, para politikus yang terjun dalam kancah politik masih sedikit sekali yang mampu bertransformasi jadi negarawan.
Para politikus yang ada di negeri ini lebih condong mengedepankan kepentingan kekuasaan dan kepentingan politis mereka yang lainnya.
Padahal ruang politik dan secara umumnya ruang Ipoleksosbudhankam di negara  ini sangat perlu diimbangi ataupun ditengahi dengan kehadiran negarawan-negarawan sejati yang murni mengusung kepentingan negara dan bangsa.
Para negarawan sejati inilah sebenarnya yang bisa linuwih dalam hal dimintai saran, masukan ataupun pertimbangan berkaitan dengan tatanan kenegaraan suatu negara.
Yang jelas dengan membanjirnya para politikus di negeri ini, sejatinya negeri ini masih berpeluang melahirkan para negarawan, tinggal bagaimana saja para politikus menentukan jalan.
Apakah akan selalu berdiri diruang politik praktis saja atau perlahan bertransformasi naik ke kasta yang lebih linuwih yaitu sebagai negarawan bagi bangsa dan negara ini.
Inilah kiranya yang menjadi alasan mendasar penulis menuangkan artikel ini, soal kenapa Indonesia sedang butuh banyak para sejarawan dan negarawan yang sejati.
Semoga kedepannya banyak lahir para sejarawan dan negarawan sejati di negeri ini, di NKRI yang kita cintai bersama ini.
Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H