Akan tetapi yang jadi sangat disayangkan juga adalah, para negarawan di negeri ini justru keberadaannya masih dirasa sangat minim sekali.
Masih agak sedikit mendingan eksistensi para sejarawan yang meskipun regenerasinya agak lamban tapi masih bisa berpeluang melahirkan banyak sejarawan kedepannya.
Namun kalau negarawan yang ada di negeri ini dirasa masih sangat sedikit sekali adanya, bahkan mungkin saja justru bisa dihitung dengan jari.
Justru yang sangat banyak membanjiri negeri ini adalah para politikus yang lebih banyak berdiri atas nama kepentingan politik saja.
Masih dirasa belum banyak atau sangat sedikit didapatkan negarawan yang lahir dari rahim politik, yang artinya dalam hal ini, para politikus yang terjun dalam kancah politik masih sedikit sekali yang mampu bertransformasi jadi negarawan.
Para politikus yang ada di negeri ini lebih condong mengedepankan kepentingan kekuasaan dan kepentingan politis mereka yang lainnya.
Padahal ruang politik dan secara umumnya ruang Ipoleksosbudhankam di negara  ini sangat perlu diimbangi ataupun ditengahi dengan kehadiran negarawan-negarawan sejati yang murni mengusung kepentingan negara dan bangsa.
Para negarawan sejati inilah sebenarnya yang bisa linuwih dalam hal dimintai saran, masukan ataupun pertimbangan berkaitan dengan tatanan kenegaraan suatu negara.
Yang jelas dengan membanjirnya para politikus di negeri ini, sejatinya negeri ini masih berpeluang melahirkan para negarawan, tinggal bagaimana saja para politikus menentukan jalan.
Apakah akan selalu berdiri diruang politik praktis saja atau perlahan bertransformasi naik ke kasta yang lebih linuwih yaitu sebagai negarawan bagi bangsa dan negara ini.
Inilah kiranya yang menjadi alasan mendasar penulis menuangkan artikel ini, soal kenapa Indonesia sedang butuh banyak para sejarawan dan negarawan yang sejati.