Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyoal Perilaku Individualistis di Kawasan Perumahan Elit

8 Juni 2020   23:19 Diperbarui: 10 Juni 2020   16:46 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan silaturahmi yang lumayan ramai hanya dapat terlihat saat lebaran atau ada acara hajatan itupun hanya antar rekan kerja, sanak saudara dan famili masing-masing serta tetangga tertentu yang dikenal saja.

---

Ya, itulah yang diungkapkan oleh kawan saya berkaitan perilaku individualistis di lingkungan tempat tinggalnya di kawasan perumahan elit.

Sungguh sangat disayangkan sebenarnya, padahal kalau saya pikir warga yang tinggal di kawasan perumahan elit tersebut rata-rata memiliki pemikiran yang maju dan gaya hidup yang modern.

Tapi kenapa dalam hal saling bertetangga justru lebih guyub warga kampung saya yang kebanyakan warganya dari kalangan menengah kebawah.

Bukannya bermaksud apa-apa sih, untuk mengatakan warga kampung saya lebih guyub, tapi kenyataan tersebut memang membuat saya jadi prihatin.

Karena di kampung saya tradisi gotong royong masih lestari, saling tegur sapa dan saling silaturahmi antar tetangga jadi budaya dan gaya hidup mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun mereka juga harus bekerja, bahkan soal durasi waktu pekerjaannya juga kurang lebihnya sama, kerja pagi pulang sore dan ada yang pulang malam, tapi warga kampung saya tetap bisa saling tegur sapa, tetap bisa saling tatap muka dan saling membina kerukunan bertetangga.

Kalau ada yang hajatan para tetangga saling bantu, seperti ibu-ibu yang saling ngerewang, bapak-bapaknya bantu-bantu korve dan dirikan tarub, kongkow ngopi bareng sambil gaplekan.

Nampaknya warga kawasan perumahan elit perlu menengok kembali untuk menghidupkan lagi keguyuban antar warga tersebut.

Sebab jalinan silaturahmi sangat penting untuk tetap dapat saling pangerten di antara sesama, menguatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan di antara sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun