Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Soal Nasi Anjing, yang Tak Selazim Hot Dog dan Nasi Kucing

28 April 2020   03:42 Diperbarui: 28 April 2020   03:41 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya penulis sangat apresiasi dan salut atas peran serta komunitas ARK Qahal yang turut beperan serta dan berkontribusi nyata membantu masyarakat dalam rangka kegiatan sosial.

Hanya saja berkaitan dengan penamaan nasi bungkus dengan nasi anjing tersebut memang dirasa kurang lah tepat, karena yang jelas penggunaan kata nasi anjing ini masih belum lazim dapat diterima oleh masyarakat seperti halnya lazimnya masyarakat menerima nasi kucing ataupun hot dog.


Kata yang lazim yang dimaksudkan disini adalah kata yang sudah dikenal atau diketahui secara umum agar dapat mempermudah pemahaman terhadap informasi yang disampaikan.


Sebab, penggunaan kata yang tidak/kurang/belum lazim dapat mengganggu kejelasan informasi yang disampaikan karena masyarakat belum memahami benar maknanya.


Jadi maksudnya adalah terkait soal nasi anjing ini tidak tepat, karena berhubungan dengan kata-kata yang dipilih seyogianya harus menggunakan kata yang sudah biasa digunakan dalam komunikasi, baik lisan maupun tulis.

Mungkin dalam hal ini maksud hati para komunitas ARK Qahal agar berfilosofis layaknya nasi kucing ataupun hot dog, namun karena belum menjadi sesuatu hal yang lazim di masyarakat justru jadi menimbulkan salah persepsi dan salah pemahaman.

Padahal bila menilik kata anjing maupun kucing pada nasi anjing, nasi kucing dan hot dog, dalam sudut pandang agama islam adalah sama-sama merujuk pada hewan yang haram bila dikonsumsi.

Jadi, semoga saja dari kasus nasi anjing ini bisa menjadi pemakluman dan tambahan wawasan maupun pengalaman berharga bagi komunitas ARQ Kahal dan bagi kita bersama.

Kenapa nasi anjing masih belum lazim diterima, ini karena hal berkaitan dengan sisi sudut pandang semantik dan perilaku sosial budaya masyarakat.

Semantik maksudnya adalah berkaitan dengan hakikat makna bahasa yang terdiri dari sejumlah tataran seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.

Artinya juga dari sisi sudut pandang ini maksudnya mempunyai pedanan antara lain karena analisis makna dan memberikan klasifikasi untuk membedakan konsep.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun