Ini sebenarnya tidak bisa dibiarkan, sejatinya budaya luhur masayarakat Indonesia tidak seperti itu, budaya mayarakat Indonesia akan selalu mengedepankan toleransi dalam prakteknya di kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya harus bagaimana sejatinya masyarakat sudah mengetahuinya ketika berbicara dengan hati dengan jawaban nurani, inilah sesungguhnya jawaban mengapa sikap apatis dan masa bodoh kian marak hingga saat ini.
Ketika hati dan nurani sudah memberikan jawaban sejujur-jujurnya apakah tindakan atau perilaku itu salah atau benar tetapi malah di kebelakangkan karena apatis dan masa bodoh.
Tentunya pemerintah juga turut andil untuk mengatasi fenomena kian maraknya perilaku apatis dan masa bodoh ini, maka pemerintah harus turun tangan untuk dapat mengembalikan karakter sejati masyarakat Indonesia
Memang sudah banyak praktek dan tindakan pemerintah untuk terus mendidik masyarakat namun dengan melihat realita dalam kehidupan sehari hari, maka pemerintah harus lebih intens dan mawas diri juga dalam membawa kembali kepada karakter sejati masyarakat Indonesia.
Karena di sinyalir perilaku apatis dan masa bodoh masyarakat juga ada dampak dari sikap skeptisme dan pesimisme masyarakat kepada pemerintah.
Mengapa, ini karena keberlangsungan pola pemerintahan, pola pendidikan ideologi politik, ataupun pola pendidikan karakter yang diharapkan jadi contoh yang baik dalam masyarakat malah condong mencontohkan pola yang kurang mendidik.
Lihat saja, masyarakat dihadapkan dengan realita banyaknya kasus korupsi para pejabat pemerintah, birokrasi yang menyulitkan masyarakat, gambaran hukum yang stagnasi, penyelesaian kasus HAM yang mandek, undang undang yang lebih banyak menekan masyarakat, adegan-adegan pendidikan politik yang kurang edukatif dan sebagainya.
Inilah juga yang melatar belakangi terjadinya perubahan karakter sejati masyarakat Indonesia, ketika skeptisme dan pesimisme masyarakat pada pemerintah sudah membuncah pada akhirnya turut andil menyebabkan perilaku apatis dan masa bodoh masyarakat.
Masyarakat jadi sakit hati dengan korupsi para pejabat, masyarakat jadi sakit hati karena hukum dan undang-undang lebih tajam kebawah, masyarakat jadi sakit hati karena birokrasi makin diperumit, yang intinya masyarakat jadi sakit hati pada pemerintah.
Ini bukan berarti menyalahkan pemerintah karena secara umumnya pemerintah sudah berbuat yang terbaik sesuai konditenya, tapi karena adanya oknum dan perbuatan tidak mendidik orang-orang yang ada didalam pemerintahan menjadi penyebab utama dalam pola keberlangsungan pemerintahan.