Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Fenomena Kekerasan pada Anak

17 Oktober 2019   18:03 Diperbarui: 17 Oktober 2019   18:25 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak generasi penerus bangsa | Dokumen hipwee.com

Kekerasan seksual jenis ini, hingga saat ini masih marak terjadi, sehingga menimbulkan kekhawatiran para orangtua terhadap anak-anaknya.

Beberapa hal inilah yang menjadi catatan merah dunia perkembangan anak, sehingga mengundang reaksi keprihatinan. Karena kekerasan pada anak dapat mengganggu masa pertumbuhan. Kekerasan pada anak merupakan luka hati yang akan membekas di jiwa anak hingga masa-masa pertumbuhan selanjutnya.

Bila ditinjau dari aspek psikologis, anak- anak masih gampang untuk menyerap arus informasi yang ada di sekitar dan berdampak pula pada aspek kognitif seperti nalar dan logika berpikir anak, dalam kemampuannya berpikir untuk menyaring mana yang benar dan mana yang salah.

Berbagai faktor yang mempengaruhi seperti misalnya sumber informasi dan berita yang diperolehnya, tak sedikit ada yang mengandung unsur kekerasan dan justru malah akan berdampak pada terbangunnya mindset anak yang sedang dalam masa perkembangan, yang  akan menyebabkan terbentuknya pola pikir, bahwasanya kekerasan itu adalah suatu hal yang wajar dan biasa. Maka dari mindsetnya tersebut, akan membentuk intensitas keagresifan anak jadi mengalami peningkatan.

Bahkan fenomena pewarisan kekerasan antar generasi masih sering dijumpai dalam masyarakat, di mana orangtua masih ada yang melakukan kekerasan terhadap anaknya di rumah.

Terjadinya kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga atau keluarga ini sejatinya adalah akibat dari rapuhnya tatanan keluarga seperti, tiadanya perhatian, kelembutan dan kasih sayang orangtua terhadap anak atau juga pertengkaran keluarga, perselisihan keluarga dan lain sebagainya.

Perlu jadi catatan penting, bahwa masa anak-anak merupakan masa terbentuknya pondasi kepribadian. Pada masa ini, anak-anak memiliki kemampuan merekam kejadian yang menyenangkan ataupun menyakitkan.

Sehingga tindak kekerasan pada anak dapat berpotensi mengancam kesejahteraan dan tumbuh kembang anak, baik secara fisik, psikologi sosial, maupun mental.

Bagaimanapun anak adalah tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita bangsa, memiliki peran yang strategis dalam menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa yang akan datang.

Maka agar kedepan dapat memikul tanggung jawab tersebut, anak-anak perlu mendapatkan hak-haknya, anak harus mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara fisik, mental, sosial maupun spiritual, maupun pemenuhan semua kebutuhan yang berkaitan dengan hak-hak sebagai anak.

Perlu ruang yang kondusif dalam pertumbuhan dan perkembangannya dengan stimulasi serta lingkungan yang mendukung untuk proses tumbuh kembangnya tersebut, sehingga perkembangan kognitif, psikomotor, emosional, kreativitas, dan perkembangan sosial dan moral anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik, karena secara penuh anak sejatinya menyerahkan hidupnya pada orangtuanya yang diharapkan dapat menjadi tempat bernaung yang aman bagi anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun