Mohon tunggu...
SIENNA MONICA
SIENNA MONICA Mohon Tunggu... Animator - SMA

Suka makan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melawan Ego untuk Hasil Terbaik Kita

25 Januari 2024   15:30 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:45 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melawan Ego Demi Hasil Terbaik kita

Hari cerah seperti biasanya di sekolah, Mia seorang gadis pendiam yang suka untuk berdiam diri di kelas bersama beberapa temannya harus dihadapkan dengan Kegiatan P5 yaitu Pentas Seni. Pentas seni ini diadakan dalam rangka acara ulang tahun sekolah dalam 4 bulan lagi yang akan ditampilkan di depan banyak orang dan hal ini menjadi salah satu ketakutan tersendiri bagi Mia karena akan ada begitu banyak mata memandang disaat itu. Mia hanya menghela nafas ringan sembari mencoba untuk melawan rasa kurang percaya dirinya.

P5 ini diawali dengan pemilihan tema apa yang akan ditampilkan tiap kelas dan saat itu kelas Mia mendapat tema Pulau Kalimantan.

   "Lah..kebetulan banget kelas kita ada yang asal nya Kalimantan" ucap Mia.

   "Iya bener banget...Santai dulu ga sih" sahut Nana salah satu teman sekelas Mia. 

Diskusi bersama sekelas terus dilakukan dari pemilihan susunan panitia kelas dan terpilih lah Mia menjadi sang publikasi bersama 1 teman nya bernama Lylia. Mia cukup gelisah dan merasa terbebani karena harus memikirkan bagaimana ia harus mempublikasikan karya mereka nanti.

   "Dah lah, bagaimana bentuk buat di publikasikan nanti aku sama sekali tidak mendapat ide." Ucap Mia dengan raut wajah yang muram tetapi ia mencoba menghiraukan hal itu terlebih.

Cerita yang akan mereka tampilkan yaitu tentang cerita rakyat 'Dewi Padi, Long Diyang Yung'. Berdasarkan naskah kasaran buatan Rose sang sutradara lalu ia mengatakan mereka yang bukan panitia akan melakukan casting untuk pemilihan pemeran masing-masing. Rose sudah cukup berpengalaman dalam hal teater yang membuat ia dipilih sebagai sutradara.

   "Guys...untuk pemilihan pemeran kita akan mengadakan Casting untuk melihat kira-kira kalian cocok jadi pemeran yang mana." 

Casting berlangsung selama kurang lebih 1 setengah jam, ketika giliran Mia tiba ia berpasangan dengan sahabat nya Nanda mereka diminta untuk memperagakan tokoh sang putri. Mia memulai pertama lalu di susul dengan giliran Nanda , penampilan kedua nya di sambut oleh tepukan tangan dari panitia kelas yang menjadi juri dan mereka mengatakan bahwa penampilan mereka berdua sangat bagus. Lalu casting pun terus berlanjut hingga sampai ke saat penggumuman hasil casting dan disaat itu lah Mia merasa sedikit kecewa dan cemburu karena yang terpilih menjadi tokoh putri adalah sahabatnya sendiri tetapi disisi lain ia merasa cukup tenang karena ia sebagai tokoh rakyat tidak terlalu menjadi pusat perhatian dan dialog yang panjang. Pemilihan tokoh pun selesai dan latihan pun dimulai.

Latihan dibagi untuk drama dan tarian, tetapi di awal mereka lebih fokus untuk melatih di bagian drama. Keadaan kelas cukup riuh saat itu banyak mereka yang sibuk mengobrol atau tiduran seperti cuek kepada Rose dan anggota panitia lainnya, Mia pun juga merasa lelah dengan latihan mereka dan ingin sekali bersantai sambil bermain Handphone milik nya tetapi ia berpikir pasti lelah jika menjadi Rose dan tim panitia yang seperti di anggap remeh karena mereka yang tidak peka.

Minggu demi minggu berlalu begitu intens latihan yang dilakukan mereka tetapi kondisi masih terlihat riuh. Selama Latihan ini Mia beberapa kali mendengar teman-temannya yang mengumpat karena kesal tidak bisa bersantai-santai atau merasa kesal dengan latihan yang dilakukan terus-menerus, bahkan ada yang sok berkomentar tentang para panitia yang terlalu mengatur tanpa memikirkan bagaimana beban yang mereka rasakan.

   "Apa sih si Rose ngatur banget berasa semua harus sempurna, kan setiap orang beda-beda kemampuannya."

   "Males banget ga sih latihan terus, kenapa harus ada p5?"

Kata-kata seperti itu kerab kali terdengar di telinga Mia. Hal seperti itu sangat menjengkelkan baginya terutama saat ada yang sok berkomentatr tentang satu sama lain tanpa berkaca pada diri mereka sendiri.

Hingga ada hari dimana diadakan latihan berasama seluruh kelas yang tentu membuat Mia dan teman-teman merasa sangat gelisah terutama Mia yang selama ini menggunakan masker jadi harus membuka masker di depan banyak orang. Mia mencoba untuk melawan rasa percaya diri yang menyerangnya dengan mengharapkan hasil terbaik dilatihan itu. Setelah latihan mereka diminta untuk melihat kembali latihan mereka bersama tadi dan melakukan evaluasi dan disaat itulah mulai muncul masalah. Ternyata masih begitu banyak kesalahan yang dilakukan para pemeran seperti masih saling menutupi, suara yang kurang jelas, dll. Yang tentu memberi sedikita rasa kecewa di hati kecil mereka terutama bagi Rose sendiri.

Rose banyak menyinggung soal masalah itu terutama ia melihat banyak yang tidak melakukan sesuai apa yang sebelumnya ia katakan dan juga para perkap yang masih lamban dalam menata properti yang ada.

    "Aku tau kalian capek, lelah pengen tiduran, pengen tik-tokan dan lain sebagai nya tapi bisa kah kalian tahan semua itu? latihan ini untuk kelas kita ga cuma buat aku aja. Kalau kalian merasakan apa atau pengen mengungkapkan kekesalan kalian ga papa kok disini kita bisa buka-bukaan."

 

   "Daripada kalian hanya mengumpat kenapa tidak bilang langsung aja?."

Terlihat Rose dengan mata yang berkaca-kaca sekuat tenaga menahan rasa tangis nya selama mengatakan apa yang ingin ia ungkapkan. Suasana saat itu terasa cukup tegang dengan di dukung dengan langit yang mendung. Mia dan terlihat beberapa teman-temannya hanya bisa terdiam. Mia merasa bingung dan takut untuk menjawab apa sekaligus ia merasa kasihan dengan Rose yang selama ini cukup sabar untuk menghadapi kondisi kelas yang seperti itu. Hingga akhirnya ketua dari anggota perkab membuka suara bagaimana masalah yang mereka alami terutama di bagian keuangan yang kurang untuk membeli bahan-bahan dan sangat membutuhkan dana.

   "Aku mewakili teman-teman perkab ingin mengatakan perihal bagaimana properti kita, sejauh ini sudah beberapa properti kecil yang dibeli dan masih kurang banyak banget. Kita terbatas dengan uang iuran yang kurang." Ucap Lisa si ketua perkab.

   "Ayo guys..iurannya dibayar, masa kalian jajan di kantin aja bisa tapi bayar iuran aja ga bisa?." Sahut Echa salah satu anggota tim perkab.

Diskusi ini terus berlanjut hingga mereka pun memutuskan untuk fokus dan saling meminta maaf jika berbuat sesuatu yang mungkin menyakiti perasaan satu sama lain. Mereka juga rutin dalam membayar kas untuk keperluan perkab terutama untuk kostum yang juga belum disiapkan. Rose juga meminta kepada guru kelas soal dana bantuan yang pernah dijanjikan oleh sekolah karna sudah sangat dibutuhkan.

Waktu berlalu begitu cepat hingga saat hari puncak pentas kami pun tiba. Kami sudah menyiapkan diri dari pagi hari mulai dari make up dan penataan baju terutama untuk Mia dan pemeran perempuan lain yang membutuhkan waktu lama untuk berdandan yang membuat beberapa dari mrereka tidak dapat mengikuti Misa perayaan ulang tahun sekolah. Pada sekitar pukul 11 kelas Mia pun tampil, sungguh suasana yang mendebarkan karena begitu banyak mata memandang yang bahkan bisa membuat tangan Mia bergetar saat berada di atas panggung. Tetapi berlalu begitu saja, tak terasa pentas kami selesai begitu saja dan memberikan kelegaan tersendiri bagi mereka. Terdengar tepuk tangan yang begitu meriah sesaat setelah penampilaj terakhir mereka selesai. Mia dan teman-teman terlihat tak kuasa menahan senyumnya. Setelah begitu banyak yang terjadi mulai masalah dan solusi yang dihadapi Mia dan teman-teman, tetapi dari itu semua mereka berhasil untuk bersatu demi penampilan terbaik mereka hingga pada puncaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun