Minggu demi minggu berlalu begitu intens latihan yang dilakukan mereka tetapi kondisi masih terlihat riuh. Selama Latihan ini Mia beberapa kali mendengar teman-temannya yang mengumpat karena kesal tidak bisa bersantai-santai atau merasa kesal dengan latihan yang dilakukan terus-menerus, bahkan ada yang sok berkomentar tentang para panitia yang terlalu mengatur tanpa memikirkan bagaimana beban yang mereka rasakan.
  "Apa sih si Rose ngatur banget berasa semua harus sempurna, kan setiap orang beda-beda kemampuannya."
  "Males banget ga sih latihan terus, kenapa harus ada p5?"
Kata-kata seperti itu kerab kali terdengar di telinga Mia. Hal seperti itu sangat menjengkelkan baginya terutama saat ada yang sok berkomentatr tentang satu sama lain tanpa berkaca pada diri mereka sendiri.
Hingga ada hari dimana diadakan latihan berasama seluruh kelas yang tentu membuat Mia dan teman-teman merasa sangat gelisah terutama Mia yang selama ini menggunakan masker jadi harus membuka masker di depan banyak orang. Mia mencoba untuk melawan rasa percaya diri yang menyerangnya dengan mengharapkan hasil terbaik dilatihan itu. Setelah latihan mereka diminta untuk melihat kembali latihan mereka bersama tadi dan melakukan evaluasi dan disaat itulah mulai muncul masalah. Ternyata masih begitu banyak kesalahan yang dilakukan para pemeran seperti masih saling menutupi, suara yang kurang jelas, dll. Yang tentu memberi sedikita rasa kecewa di hati kecil mereka terutama bagi Rose sendiri.
Rose banyak menyinggung soal masalah itu terutama ia melihat banyak yang tidak melakukan sesuai apa yang sebelumnya ia katakan dan juga para perkap yang masih lamban dalam menata properti yang ada.
  "Aku tau kalian capek, lelah pengen tiduran, pengen tik-tokan dan lain sebagai nya tapi bisa kah kalian tahan semua itu? latihan ini untuk kelas kita ga cuma buat aku aja. Kalau kalian merasakan apa atau pengen mengungkapkan kekesalan kalian ga papa kok disini kita bisa buka-bukaan."
Â
  "Daripada kalian hanya mengumpat kenapa tidak bilang langsung aja?."
Terlihat Rose dengan mata yang berkaca-kaca sekuat tenaga menahan rasa tangis nya selama mengatakan apa yang ingin ia ungkapkan. Suasana saat itu terasa cukup tegang dengan di dukung dengan langit yang mendung. Mia dan terlihat beberapa teman-temannya hanya bisa terdiam. Mia merasa bingung dan takut untuk menjawab apa sekaligus ia merasa kasihan dengan Rose yang selama ini cukup sabar untuk menghadapi kondisi kelas yang seperti itu. Hingga akhirnya ketua dari anggota perkab membuka suara bagaimana masalah yang mereka alami terutama di bagian keuangan yang kurang untuk membeli bahan-bahan dan sangat membutuhkan dana.
  "Aku mewakili teman-teman perkab ingin mengatakan perihal bagaimana properti kita, sejauh ini sudah beberapa properti kecil yang dibeli dan masih kurang banyak banget. Kita terbatas dengan uang iuran yang kurang." Ucap Lisa si ketua perkab.