"Ayo guys..iurannya dibayar, masa kalian jajan di kantin aja bisa tapi bayar iuran aja ga bisa?." Sahut Echa salah satu anggota tim perkab.
Diskusi ini terus berlanjut hingga mereka pun memutuskan untuk fokus dan saling meminta maaf jika berbuat sesuatu yang mungkin menyakiti perasaan satu sama lain. Mereka juga rutin dalam membayar kas untuk keperluan perkab terutama untuk kostum yang juga belum disiapkan. Rose juga meminta kepada guru kelas soal dana bantuan yang pernah dijanjikan oleh sekolah karna sudah sangat dibutuhkan.
Waktu berlalu begitu cepat hingga saat hari puncak pentas kami pun tiba. Kami sudah menyiapkan diri dari pagi hari mulai dari make up dan penataan baju terutama untuk Mia dan pemeran perempuan lain yang membutuhkan waktu lama untuk berdandan yang membuat beberapa dari mrereka tidak dapat mengikuti Misa perayaan ulang tahun sekolah. Pada sekitar pukul 11 kelas Mia pun tampil, sungguh suasana yang mendebarkan karena begitu banyak mata memandang yang bahkan bisa membuat tangan Mia bergetar saat berada di atas panggung. Tetapi berlalu begitu saja, tak terasa pentas kami selesai begitu saja dan memberikan kelegaan tersendiri bagi mereka. Terdengar tepuk tangan yang begitu meriah sesaat setelah penampilaj terakhir mereka selesai. Mia dan teman-teman terlihat tak kuasa menahan senyumnya. Setelah begitu banyak yang terjadi mulai masalah dan solusi yang dihadapi Mia dan teman-teman, tetapi dari itu semua mereka berhasil untuk bersatu demi penampilan terbaik mereka hingga pada puncaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H