Sejak kejadian itu kini Farhan telah memiliki teman lagi. Ia pun ingin berterimakasih kepada Melati.
“makasih banyak ya Mel atas bantuanmu. Kalau nggak ada kamu pasti aku masih dimusuhi teman-temanku”,kata Farhan.
“sama-sama Han. Itulah gunanya teman”,jawab Melati.
Dua minggu kemudian kelas mereka diacak tempat duduknya. Ternyata Farhan dan Melati harus pisah meja. Namun disaat pelajaran, Farhan selalu mencuri-curi pandang kearah Melati. Kadang-kadang Melati pun juga menoleh kearah Farhan. Farhan pun melemparkan senyuman kepada Melati. Melati pun membalas senyuman itu dengan manis. Mungkin senyuman tersebut menurut Melati hanyalah sebuah senyuman biasa tanda persahabatan. Tapi tidak bagi Farhan. Ia menganggap senyuman itu adalah senyuman tanda suka kepadanya. Dan kegiatan saling curi pandang itu mereka lakukan hampir setiap pelajaran. Anehnya Melati juga selalu melemparkan senyum kepada Farhan. Ternyata Melati juga merasakan hal yang sama kepada Farhan. Melati menyukai Farhan, bahkan sejak ia membantu menyelesaikan masalah Farhan dengan teman-temannya.
Malamnya Farhan tidak bisa tidur karena terus memikirkan Melati. “kenapa gue jadi nggak bias melupakan Melati ya. Atau jangan-jangan…ah nggak mungkin lah gue suka sama dia..!!”,kata Farhan dalam hati.
“ah ngapain juga gue mikirin dia terus. Lebih baik gue cepet tidur agar besok tidak bangun kesiangan”,tambahnya lagi.
Siang harinya sepulang sekolah, akhirnya Farhan dapat bertemu langsung dengan Melati. Ia pun ingin mengutarakan niatnya untuk menembaknya.
“ Melati, sebenarnya ada yang ingin aku katakan kepadamu…”,kata Farhan memulai pembicaraan.
“mau berkata apa? Kok kayaknya serius banget”,jawab Melati.
“sebenarnya sejak pertama kali bertemu kamu, aku sudah jatuh cinta kepadamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?” kata Farhan dengan gugup.
“ehm..gimana ya.. sebenarnya aku juga sama. Sejak aku membantumu aku juga mulai jatuh cinta sama kamu”,jawab Melati malu-malu.