Mohon tunggu...
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Mohon Tunggu... -

Guru, penulis lepas, usia 32. Suka gitar, sastra, dan sinema. Buku terbaru: 366 Reflections of Life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru-guru yang Paling Mengesankan Sepanjang Hidup Saya

25 November 2012   01:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:43 2643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Satu hal lain yang menarik dari Pak Petrus adalah sifatnya yang pemarah dan emosional.  Hal ini yang membuatnya ditakuti oleh anak-anak. Karenanya, saat dia bercerita, hampir semua anak diam mendengarkan. Hingga kini, bila saya bertemu lagi dengan teman-teman semasa SMP, kami masih sering mengenang Pak Petrus.

3. Pak Solehan

Pak Solehan -- akrab disapa Pak Lehan -- adalah guru agama Islam di SMA Negeri 6 Semarang. Pak Lehan memang tidak mengajar saya, tapi saya cukup akrab dengannya. Yang membuat saya terkesan dengannya adalah kedekatannya dengan para murid. Ini sedikit banyak disebabkan oleh kesibukannya membimbing ekskul band.

Saya masih ingat saat pertama kali bertemu Pak Lehan di audisi band sekolah. Sambil merokok, dia mengamati siswa-siswi kelas 1 yang sedang menunjukkan kebolehan masing-masing dalam bermain musik.

Pak Lehan selalu tampak santai. Kalau ketemu di pagi hari, dia selalu tersenyum ramah kepada semua orang. Dia tampak klop sekali mengendarai motor Vespa lawasnya.

Saya mendengar dari beberapa teman, dia mengajar agama Islam dengan sangat rileks. Pernah, suatu waktu, saat ulangan umum, kunci jawaban untuk semua soal pilihan ganda yang dibuatnya adalah D.

Saya tidak pernah merasa canggung walau berbeda agama dengan Pak Lehan. Dia beberapa kali mengingatkan saya untuk tidak lupa sembahyang di gereja. Ekskul band sempat diadakan pada hari Minggu, dan saya dari gereja biasanya langsung ke sekolah, datang lebih awal dari teman-teman yang lain. Saya sempat dipasrahi kunci untuk ruang ekskul band selama beberapa minggu.

Hal yang tak terlupakan adalah tahun 1996, saat tiga band dari SMA Negeri 6 yang didaftarkan Pak Lehan ikut festival band se-Jateng-DIY menyabet habis semua gelar juara -- juara pertama, kedua, dan grup band berpenampilan terbaik (tidak ada juara ketiga). Festival itu diadakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Juara pertama adalah Casta; juara kedua Golgota; dan band saya, Neo-Six, mendapat juara sebagai band berpenampilan terbaik. Kami semua begitu bangga dengan Pak Lehan.

Suatu hari, semua pemain musik dari sekolah kami bertandang ke rumah Pak Lehan di daerah Genuk, dekat Pedurungan, Semarang. Rumah Pak lehan sederhana, tapi halamannya luas. Di sana Pak Lehan dan beberapa teman saya sudah menyiapkan semua alat band. Kami bermain musik bergantian dari pagi sampai hampir malam.

4. Pak Sujud

Pak Sujud adalah dosen saya di jurusan Sejarah Univeritas Negeri Malang. Dia pernah mengajar saya di mata kuliah Prasejarah Indonesia dan Studi Masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun