[Suara Ketua RT]: "Di lingkungan kami, kami mengadakan rapat rutin untuk membahas masalah ini. Kami juga bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengadakan patroli. Selain itu, kami memberikan penyuluhan kepada warga tentang bahaya kecubung."
REPOTER LAPANGAN: Dengan adanya kerjasama antara masyarakat, pihak berwenang, dan tenaga medis, diharapkan masalah peredaran kecubung ini dapat segera diatasi. Edukasi dan pencegahan menjadi kunci utama dalam mengurangi kasus keracunan dan penyalahgunaan tanaman kecubung.
Demikian laporan langsung dari pusat kota Banjarmasin. Saya, Fulana, kembali ke studio.
Anchor: Terima kasih, Fulana. Demikian berita utama pagi ini tentang bahaya peredaran kecubung di wilayah Banjarmasin. Tetaplah bersama kami untuk berita-berita menarik lainnya. Anda sedang mendengarkan Radio Suara Kota, 12.3 FM.
[Suara Penutup Berita]
Anchor: Baik, pendengar setia, setelah berita utama tadi, kami akan melanjutkan dengan segmen wawancara eksklusif bersama Dr. Anita Lestari, ahli toksikologi, yang akan memberikan tips dan informasi lebih lanjut mengenai tanaman berbahaya lainnya yang perlu diwaspadai. Tetaplah bersama kami.
[Suara Jingle Segmen Wawancara]
REPOTER STUDIO: Selamat datang kembali di segmen wawancara eksklusif Radio Suara Kota. Pagi ini, kita masih membahas tentang bahaya peredaran kecubung. Bersama saya di studio, ada Dr. Fulan. Selamat pagi, Dokter.
Dr. Fulan: Selamat pagi, Fulani. Terima kasih telah mengundang saya.
REPOTER STUDIO: Dokter, bisa Anda jelaskan lebih lanjut tentang efek kecubung dan tanaman berbahaya lainnya yang perlu diwaspadai oleh masyarakat?
Dr. Fulan: Tentu, Fulani. Selain kecubung, ada beberapa tanaman lain yang juga berbahaya jika dikonsumsi sembarangan. Misalnya, tanaman jatropha, yang bijinya mengandung racun dan dapat menyebabkan keracunan parah. Tanaman ini sering kali tumbuh liar dan tidak banyak yang mengetahui bahayanya.