Mohon tunggu...
Ali Norvin
Ali Norvin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta wanita Indonesia

seniman jalanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahala Haji Mabrur untuk Ali bin Muwaffaq

22 Desember 2018   14:47 Diperbarui: 29 Desember 2018   15:32 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Kota Makkah (Dokpri)

"Kenapa bisa haram bagi saya?" Tanya saya lagi karena penasaran.

"Sudah beberapa hari ini kami tidak makan tuan. Kami sama sekali tidak mempunyai persediaan bahan makanan. Tadi pagi kami melihat bangkai keledai tergeletak di kebun, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk kami masak sampai istri tuan mencium baunya" Dengan tangisnya yang menyayat hati, si-ibu janda tua itu menjelaskan duduk perkaranya kepada saya".

Suasana Kota Makkah (Dokpri)
Suasana Kota Makkah (Dokpri)
"Mendengar ucapan si-ibu janda tua tersebut, saya langsung menangis dan langsung berpamitan pulang. Saya langsung menceritakan semuanya kepada istri saya.  Mendengar cerita saya, istri saya juga ikut  menangis sesenggukan dan langsung memasak makanan untuk si-ibu janda tua tersebut. Setelah selesai, kami langsung mengantarkan masakan tersebut".

"Ini masakan untukmu dan saya mohon jangan anda makan masakan anda yang tadi"  Kata istri saya kepada si-ibu janda tadi.

"Selain masakan istri saya tadi, saya juga memberikan uang sebayak 350 dirham yang sedianya akan saya gunakan untuk menunaikan ibdah haji ke Baitullah". 

"Manfaatkanlah uang 350 dirham ini untuk keluarga anda, agar anda tidak kelaparan lagi" Kata saya kepada si-ibu janda tua.

"Ya Allah ... disinilah Hajiku, Ya Allah ... disinilah Makkahku" Doa saya kepada Allah SWT sesaat kemudian dengan harapan doa saya diterima Allah SWT.

Mendengar cerita tersebut, Abu 'Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi pun tak bisa menahan air matanya. 

"Masha Allah! Anda memang patut mendapatkanya hai Ali bin Muwaffaq" Ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun