Abstrak
Metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka Belajar menekankan akan pentingnya penguasaan teknologi bagi guru dan siswa untuk mempercepat penyebaran informasi pendidikan. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan pelatihan untuk guru dalam kemahiran teknologi yang baik agar guru akan memberikan pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif dan siswa memperoleh informasi secara mandiri melalui berbagai platform digital. Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini juga memberikan dampak yang memengaruhi pendidikan siswa terutama siswa SD salah satunya dengan tumbuhnya rasa malas siswa dalam pembelajaran apabila dari awal pembelajaran tidak adanya pemahaman dari siswa tersebut. Dari artikel ini diharapkan pengoptimalisasian dalam penggunaan platform digital di era globalisasi sekarang lebih bisa dimaksimalkan agar metode pembelajaran yang dihasilkan lebih interaktif.Â
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dalam kata 'teknologi' yang bermakna suatu proses alamiah yang digunakan untuk pencapaian visi atau tujuan yang praktis dan mampu memberikan sebuah bentuk yang sangat perlu bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Pangodian (2020:58) berpendapat bahwa terdapat beberapa hal yang diperlukan untuk mempertimbangkan cakupan e-learning, kualitas badan isntitusi, serta pelayanan prasarana dan kualitas struktur, serta informasi dan dukungan. Hambatan yang ada yaitu bagaimana cara berkomunikasi antara orang tua yang kurang akan kepekaan dengan pengajar dengan visit pengajar kepada orang tua.
Guru menajdi orang yang memiliki pengaruh penting pada sebuah proses pembelajaran, menjadi seorang guru memegang tanggung jawab yang besar pada perkembangan tiap peserta didiknya baik secara kognitif, afektif, psiko, dan motorik (Azizah, 2020). Didapati ada enam sumber bukti konkrit yang bisa dijadikan fokus untuk pengumpulan data mencakupi hal-hal berikut yaitu pendokumentasian, hasil wawancara, hasil pengamatan langsung, hasil pengamatan pemeran, pengarsipan, dan perlengkapan fisik (Kurniawan dan Setyawan, 2019).
Menurut (Fitriansyah, 2019) sumber pembelajaran mandiri menjadi sarana pembelajaran yang baik untuk memanfaatkan atau merancang pemenuhan kebutuhan pembelajaran. Dasar pembelajaran juga  tidak memiliki batasan pada bahan dan alat, namun juga melingkupi tenaga, biaya serta fasilitas, oleh karena itu sebuah prosesnya dapat dijalankan dengan terpisah maupun dengan cara kombinasi.
 Maka dari itu, memungkinan pemberlakuan kebijakan yang efektif bisa dipastikan oleh komunikasi yang cukup tepat serta konstan terhadap para pemberlaku kebijakan. Koordinasi juga dapat menjadikan proses yang efisien untuk memberlakukan kebijakan, semakin baik komunikasi antara berbagai pihak yang terkait dalam pemberlakuan kebijakan maka koordinasi akan berjalan, oleh karena itu akan kecilnya kesalahan yang ada begitupun sebaliknya.
Pemerataan dalam lingkup pendidikan merupakan sebuah pembelajaran yang menggunakan teknologi, hal ini diberlakukan oleh guru dalam menopang proses kegiatan belajar mengajar khususnya pada pelajar Sekolah Dasar (SD) yang karakteristiknya tahap berkembang. Oleh karena itu, hal tersebut dapat mempengaruhi guru dalam penggunaan teknologi sebagai media kegiatan belajar agar peserta didik memiliki ketertarikan sistem pembelajaran dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru perlu akan pemahaman mengenai bagaimana sistem teknologi di era globalisasi sekarang supaya guru-guru di Indonesia mengikuti arus perkembangan zaman dan sudah menjadi keharusan dari zaman ke zaman (Anggraeny D, 2020).
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan sebuah sarana serta prasarana yang terdiri dari beberapa hal berikut, seperti (Hardware, software, useware) sistem dan metode untuk mendapatkan suatu hal yaitu memperoleh atau mengirimkan serta pengolahan data dengan teratur. Guru dalam era digital sekarang terutama pada guru Ssekolah Dasar (SD) diusahakan untuk melakukan peningkatan kemampuan dalam sebuah penguasaan teknologi informasi. Maka dari itu, adanya hal tersebut menjadikan literasi digital sebagai salah satu diantara motivasi guru dalam rangka melek teknologi serta pengupayaan dalam peningkatan pembelajaran peserta didik (Pohan dan Suparman, 2020).
"Semua orang juga tahu bahwa Information and Communication Technologies (ICT), merupakan Infrastructure dapat dijadikan modal perkembangan, dalam pertumbuhan ekonomi, sosial, dan lainnya yang berada di Indonesia. Jadi jika sebagai suatu negara tidak fokus dalam mengembangkan Information and Communication Technologies (ICT), maka negara tersebut tidak berpikir untuk 10 tahun kedepan dan juga jika negara tidak memikirkan 20 tahun yang akan datang, maka negara tersebut akan mendapati hal yang sama dari tahun ke tahun," ucap dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam Rapat Kerja dengan Anggota Komisi I DPR RI di Jakarta, Senin (16-09-2019).
Menurut Rudiantara (09-2019) Jika membicarakan tentang Jakarta, Jawa, maka infrastruktur Information and Communication of Technology  (ICT) bukan menjadi sebuah permasalahan tetapi menjadi tantangan yang berbeda saar membicarakan Indonesia, di ASEAN Indonesia tidak menjadi nomor 1 dalam hal Information and Communication of Technology  (ICT) Index. Negara-negara yang menempati peringkat dari atas ditempati oleh Singapura, kemudian peringkat kedua Malaysia, disusul dengan peringkat ketiga ditempati oleh Thailand, dilanjutkan oleh Vietnam, kemudian Indonesia. Tidak dalam bentuk infrastruktur saja, tetapi juga mencakup pendidikan serta hal lain. Namun, Negara Indonesia menjadi urutan kelima di ASEAN, hal tersebutlah yang seharusnya dikejar.
Riset lain juga dijumpai terdapatnya kurikulum merdeka yang menjadi sumber atau dasar di sekolah perintis, hal tersebut menghasilkan peserta didik yang memiliki moral yang baik, mandiri, kritis dalam berfikir, berinovasi, gotong-royong, serta rasa kesatuan. Pimpinan sekolah diharapkan mendukung hal yang berkaitan dengan macam program partisipatif dan inovatif. Pembentukan kegiatan yang sama bersamaan guru penunjang, maka guru dapat mendukung pimpinan sekolah untuk ikut serta pada perencanaan lingkungan yang baik pada sekolah (Sumarsih et al., 2022)
PEMBAHASAN
- Minat Gen-Z dalam Pendidikan.
Menurut Mosca dan kawan-kawan (2019), Gen-Z mempunyai rentang perhatian cukup pendek. Gen-Z cenderung dapat memahami gambar visual. Bagi Gen-Z metode belajar yang tepat yaitu merupakan pembelajaran dalam bentuk gambar, serta animasi atau video.
Menurut pendapat Rizyanna (dalam buku Akbar Iskandar, 2020:5) menyatakan bahwa semua guru sudah mencetuskan media hosting video seperti youtube dalam media penyaluran pembahasan yang telah di-record yang akan digunakan untuk media pembelajaran, sehingga peserta didik yang tidak mengikuti pertemuan dapat mengakses kembali dengan cara menonton video yang telah dipersiapkan. Realisasi teknologi dalam dunia pendidikan dinilai dapat mengurangi pembatasan ruang dalam pendidikan, maka peserta didik ataupun guru bisa melakukan komunikasi kapanpun dengan penggunaan tekonologi.
Menurut (Rahmat, 2019) teknologi merupakan bagian penting dari "realitas objektif" sebagai bentuk dari momentum proses eksternalisasi. Seperti pada unsur "realitas objektif" lain, teknologi juga dinilai belum stabil.
      Pembangunan di dalam pendidikan diperlukan rancangan agar segala tantangan dan  permasalahan dapat dengan tepat teratasi.  Dunia pendidikan nasional diperlukan rancangan agar dapat melahirkan  generasi  yang mempunyai keunggulan pada erasociety 5.0 seperti sekarang. (Sari, 2019)
Peserta didik akan terbiasa pasif dalam memahami uraian dari tenaga pendidik dan perlu waktu yang cukup untuk menjadikan keaktifan serta ketekunan pada buku. Tingkatan berlatih peserta didik dimulai dengan meningkatkan jam belajar pada seminggu atau sepekan tanpa rasa bosan. Peserta didik perlu diberikan buku pedoman yang berisi soal Latihan dengan jumlah tertentu dan waktu terbatas agar melihat kemampuan maksimalnya (Dewi dan Astuti, 2022).Â
        Â
- Media pembelajaran Kurikulum Merdeka. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
      Sebagian guru juga membutuhkan sebuah pelatihan penerapan didalam kurikulum merdeka dan pengimplementasian teknologi dalam media belajar. Masih belum maksimalnya penerapan Kurikulum Merdeka serta penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut menjadi dasar pemilihan rekan kegiatan pelatihan (Farida Nur Kumala, dkk 2023).
Implementasian kebijakan merdeka belajar dapat dijalankan dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan metode pembelajaran, tingkat komitmen dari guru, serta dukungan dari kepala sekolah dan kurikulum pendidikan (Sari, 2019). Sementara itu ciri khusus pada kurikulum Merdeka untuk menunjukkan secara tegas posisi merupakan pengkelompokkan dalam pencapaian pembelajaran siswa berdasarkan fase-fase pertumbuhan anak.
Esensi dari Ksurikulum Merdeka Belajar sekarang merupakan pendidikan yang didasari pada zaman atau era, dimana tiap peserta didik mempunyai minat dan bakat sendiri-sendiri. Tujuannya diterapkan kurikulum tersebut agar efektif pengurangan keterlambatan belajar saat masa pandemi Covid-19. Meskipun Kurikulum 2013 pada saat sekarang masih ada dan tersedia, namun pihak Lembaga Pendidikan masih mampu untuk penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Sehingga, tiap satuan pendidikan bisa membuat keputusan yang tepat untuk pelaksanaan serta penerapan kurikulum baru secara mandiri sepadan dengan kesiapannya. Pemikiran dari kurikulum tersebut agar terciptanya sebuah suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk peserta didik tanpa rasa terbebani dalam menggapai suatu nilai tertentu (Sudaryanto et al., 2020).
- Pemahaman Gen-Z terhadap Media Pembelajaran.
Kesimpulan output belajar dari kemampuan yang didapat peserta didik didasarkan pada hasil dari pengelolaan kecakapannya selama kegiatan mental berlangsung, hasil belajar tersebut dijadikan suatu nilai kepuasan tersendiri bagi peserta didik dari keusahaan yang telah dilakukan, pada kurikulum tersebut hasil belajar lebih dinilai mengedepankan penguatan karakter sebagai penilaian yang dapat berkembang, karakter tersebut yang menjadi fokus diantaranya merupakan hal-hal dalam kepemilikan karakteristik sebagai implementasi pelajar Pancasila (Kemendikbud, 2021).
      Pembelajaran jarak jauh saat pandemic Covid-19, pemerintah merancang buku pembelajaran di jenajng pendidikan SD atau MI sampai SMA atau SMK yang berhubungan bentuk dari kesederhanaan kurikulum 2013, dari pemikiran tersebut dibentuk dan diimplementasikan menjadi Kurikulum Merdeka Belajar atau kurikulum prototipe yang penerapannya berjalan dengan membentuk berbagai platfrom digital dan program sekolah penggerak. Pada Tahun Ajaran 2021 sampai 2022 melibatkan kurang lebih 2.500 satuan pendidikan di 34 Provinsi dan 110 Kabupaten atau Kota. Sedangkan pada Tahun Ajaran 2022 sampai 2023, diproyeksikan sebanyak 10.000 satuan pendidikan pada 34 provinsi dan 250 Kabupaten atau Kota yang dilibatkan untuk mengikuti program dari sekolah penggerak (Eri Sutrisno, 2021).
Menurut Yordming (dalam Akbar Iskandar, 2020:4) "teknologi sangatlah berpengaruh dalam aspek kehidupan manusia serta membantu dalam pertumbuhan pembelajaran mobile maupun pembelajaran jarak jauh dengan memainkan peran penting dalam menciptakan dan bertukar pengetahuan dan informasi di seluruh dunia."
Penerapan kurikulum merdeka masih terdapat permasalahan. Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas penunjang menjadi faktor yang berpengaruh akan keberhasilan merdeka belajar. Sekolah harus beradaptasi dengan kurikulum yang ada sekarang agar tetap tercapainya tujuan pendidikan nasional. Adapun problematika yang dialami guru dalam hal tersebut antara lain kurangnya pengalaman dalam Kurikulum Merdeka Belajar, kurangnya kemampuan yang memadai, akses yang terbatas dalam kegiatan belajar, manajemen waktu, kekurangan media penunjang, serta keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru (Muhammad Noor Fauzi, 2023)
Menurut (Saadah dan Amarullah, 2023) kurikulum merdeka memiliki tiga jenis kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) pembelajaran kurikulum berlangsung secara berdiferensiasi; (2) pembelajaran kurikulum memperkuat profil mahasiswa pancasila yang berlandaskan pada pembelajaran interdisipliner, karakter dan kompetensi umum; dan (3) pembelajaran di luar mata kuliah dilaksanakan. sesuai dengan minat siswa dan sumber daya yang tersedia di unit pengajaran. Menurut Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) terkait pengimplementasian kurikulum merdeka secara mandiri, harus memperhatikan 4 (empat) hal, yaitu: (1) IKM Mandiri merupakan alternatif satuan pendidikan tahun pelajaran 2022-2023, (2) terdapat 6 (enam) strategi yang difokuskan pada penguatan komunitas belajar pendidik dan satuan pendidikan yang digunakan oleh Kemdikbud, (3) IKM didukung dan dikendalikan langsung oleh dinas pendidikan kabupaten dan kabupaten atau kota melalui peran dinas pendidikan kota, dan (4) satuan pendidikan yang diterjunkan oleh IKM mempersiapkan diri secara mandiri sesuai pilihan pelaksanaan dan persiapan.
Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) salah satu bentuk kegiatan yang diadakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia, Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bentuk optimalisasi peningkatan Soft Skill, tingkat literasi teknologi serta prestasi dalam era industrial. Tujuan dari kegiatan tersebut guna meningkatkan kegiatan literasi digital pada peserta didik serta dalam pengembangan inovasi pendidikan dan pembelajaran melalui penerapan teknologi digital (Kemdikbud, 2021)
Kurikulum Merdeka Belajar sekarang diharapkan mampu meningkatkan kecakapan guru dalam penerapan kurikulum merdeka dan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan bagi tenaga pendidik untuk mempunyai kompetensi yang cukup memenuhi sesuai dengan keterampilan pada abad ke-21 agar pembelajaran menjadi lebih menarik (Farida Nur Kumala, dkk 2023).
Kurikulum Merdeka Belajar memiliki sebuah visi untuk pengoptimalisasian pendidikan di Indonesia agar tersebar secara luas dengan keragaman pembelajaran tersebut. Implementasi dari Kurikulum Merdeka tersebut ditekankan pada pembelajaran yang mandiri, aktif, merdeka, mempunyai karakter, bermakna, menyenangkan dan lain-lain. Guru memiliki peranan krusial dalam penyusunan instrument pembelajaran yang sesuai dengan minat belajar dan kebutuhan peserta didik.
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam proses pembelajaran memiliki makna yang baik bagi guru maupun peserta didik. Merdeka belajar pada proses pembelajaran dikenal dengan  merdeka dalam berinovasi, berpikir, belajar mandiri dan kreatif (Lao dan Hendrik, 2020). Kurikulum merdeka memberikan kebebasan bagi Lembaga Pekolah dalam pengaplikasian kurikulum berdasar pada keutamaan dan lingkungan (Rozandy dan Koten, 2021) dan ditekankan pada pembelajaran berbasis proyek (Adisya Yusup, 2021).
Sebagai bentuk realisasi kegiatan yang sudah berjalan, maka diperlukan adanya pendampingan dalam memanfaatkan teknologi digital yang harus dipunyai oleh guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar. Satu diantara bentuk pertimbangan dari hasil mengolah data dan analisis dengan cara melakukan pendampingan terhadap guru dalam peningkatan kualitas dan pengoptimalisasian penggunaan media digital untuk kegiatan belajar mengajar (Ridho Pamungkas, dkk 2022).
Teknologi dalam pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan, diantaranya dikembangkan karena permintaan kepentingan dalam pembelajaran. Penerapan teknologi di metode pembelajaran perlu lebih efektif, efisien, dan bermakna bagi peserta didik (Widiyono, dkk 2021:4).
Teknologi dapat meningkatkan kreativitas pendidik dan peserta didik dengan cara pendidik dapat berinovasi dengan memberikan materi pembelajaran menggunakan aplikasi atau website yang tersedia, sedangkan peserta didik dapat memanfaatkan teknologi untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh pendidik. Peranan orang tua dalam pembelajaran online berperan penting untuk peningkatan kecakapan peserta didik serta orang tua mampu memberlakukan strategi belajar yang sesuai (Rahim, dkk 2021).
- Optimalisasi sistem pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.Â
Teknologi merupakan suatu hal aktual yang didapatkan dari usaha seseorang, sehingga hal tersebut dapat diperoleh melalui suatu instrument atau sarana yang baru. Adanya hasil dari teknologi ini tidak mampu untuk merubah produk yang telat diciptakan. Penggunaan teknologi pada hasil belajar memberi dampak pada kesimbangan antara teknologi dengan guru, wali murid, serta pengelola pendidikan (Nasir, dkk 2020 dikutip dalam Wijiyono,dkk 2021:6).
Â
PENUTUP
Kesimpulan bagaimana cara menciptakan media teknologi untuk membantu berbagai kalangan masyarakat agar bisa merasakan Pendidikan. Serta bagaimana cara supaya teknologi dapat menyebar secara rata. Sehingga dapat digunakan sebagai sebuah media pembelajaran khususnya Kurikulum Merdeka Belajar.
Generasi Z mempunyai karakteristik khusus dan beragam dari generasi lainnya. Berkaitan dengan metode belajar dengan penggunaan teknologi, meskipun dapat diterima dan bersemangat namun masih sangat diperlukan interaksi yang mendalam antara Gen-Z dengan Tenaga pendidiknya. Hal tersbut disebabkan karena karakteristik Gen-Z yang cenderung berkeinginan secara instan atau cepat, maka terjadi rentan perhatian dan kemampuan memvalidasi informasi yang rendah.
Bentuk teknologi harus lebih mudah dipahami, karena pada dasarnya teknologi dalam Pendidikan digunakan untuk membantu pendidik dalam menyiapkan materi dan perangkat pembelajaran agar lebih menarik dibandingkan metode tradisional. Selain hal tersebut tujuan utama teknologi pembalajaran merupakan mengidentifikasi dan memecahkan masalah belajar. Di samping hal tersebut, membantu meningkatkan efesiensi pada proses pembelajaran.
      Pengembangan teknologi dalam pembelajaran seorang guru harus diciptakan dan dikenal oleh sebagian media pembelajaran yang penggunaannya berbasis teknologi. Hal tersebut dapat memberi ketertarikan peminatan belajar peserta didik, sehingga peserta didik akan semangat dan fokus pada materi yang diberikan, terlebih khusus pada pendidikan di jenjang sekolah dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H