Mohon tunggu...
SINTHA BELLA
SINTHA BELLA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi S-1 Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara yang sedang melanjutkan sekolah Di Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan S1 Pendidikan Matematika. Hobby saya memasak, berenang, dan bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar terhadap Penggunaan Teknologi pada Siswa SD

31 Desember 2023   13:49 Diperbarui: 31 Desember 2023   13:52 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasian kebijakan merdeka belajar dapat dijalankan dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan metode pembelajaran, tingkat komitmen dari guru, serta dukungan dari kepala sekolah dan kurikulum pendidikan (Sari, 2019). Sementara itu ciri khusus pada kurikulum Merdeka untuk menunjukkan secara tegas posisi merupakan pengkelompokkan dalam pencapaian pembelajaran siswa berdasarkan fase-fase pertumbuhan anak.

Esensi dari Ksurikulum Merdeka Belajar sekarang merupakan pendidikan yang didasari pada zaman atau era, dimana tiap peserta didik mempunyai minat dan bakat sendiri-sendiri. Tujuannya diterapkan kurikulum tersebut agar efektif pengurangan keterlambatan belajar saat masa pandemi Covid-19. Meskipun Kurikulum 2013 pada saat sekarang masih ada dan tersedia, namun pihak Lembaga Pendidikan masih mampu untuk penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Sehingga, tiap satuan pendidikan bisa membuat keputusan yang tepat untuk pelaksanaan serta penerapan kurikulum baru secara mandiri sepadan dengan kesiapannya. Pemikiran dari kurikulum tersebut agar terciptanya sebuah suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk peserta didik tanpa rasa terbebani dalam menggapai suatu nilai tertentu (Sudaryanto et al., 2020).

- Pemahaman Gen-Z terhadap Media Pembelajaran.

Kesimpulan output belajar dari kemampuan yang didapat peserta didik didasarkan pada hasil dari pengelolaan kecakapannya selama kegiatan mental berlangsung, hasil belajar tersebut dijadikan suatu nilai kepuasan tersendiri bagi peserta didik dari keusahaan yang telah dilakukan, pada kurikulum tersebut hasil belajar lebih dinilai mengedepankan penguatan karakter sebagai penilaian yang dapat berkembang, karakter tersebut yang menjadi fokus diantaranya merupakan hal-hal dalam kepemilikan karakteristik sebagai implementasi pelajar Pancasila (Kemendikbud, 2021).

            Pembelajaran jarak jauh saat pandemic Covid-19, pemerintah merancang buku pembelajaran di jenajng pendidikan SD atau MI sampai SMA atau SMK yang berhubungan bentuk dari kesederhanaan kurikulum 2013, dari pemikiran tersebut dibentuk dan diimplementasikan menjadi Kurikulum Merdeka Belajar atau kurikulum prototipe yang penerapannya berjalan dengan membentuk berbagai platfrom digital dan program sekolah penggerak. Pada Tahun Ajaran 2021 sampai 2022 melibatkan kurang lebih 2.500 satuan pendidikan di 34 Provinsi dan 110 Kabupaten atau Kota. Sedangkan pada Tahun Ajaran 2022 sampai 2023, diproyeksikan sebanyak 10.000 satuan pendidikan pada 34 provinsi dan 250 Kabupaten atau Kota yang dilibatkan untuk mengikuti program dari sekolah penggerak (Eri Sutrisno, 2021).

Menurut Yordming (dalam Akbar Iskandar, 2020:4) "teknologi sangatlah berpengaruh dalam aspek kehidupan manusia serta membantu dalam pertumbuhan pembelajaran mobile maupun pembelajaran jarak jauh dengan memainkan peran penting dalam menciptakan dan bertukar pengetahuan dan informasi di seluruh dunia."

Penerapan kurikulum merdeka masih terdapat permasalahan. Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas penunjang menjadi faktor yang berpengaruh akan keberhasilan merdeka belajar. Sekolah harus beradaptasi dengan kurikulum yang ada sekarang agar tetap tercapainya tujuan pendidikan nasional. Adapun problematika yang dialami guru dalam hal tersebut antara lain kurangnya pengalaman dalam Kurikulum Merdeka Belajar, kurangnya kemampuan yang memadai, akses yang terbatas dalam kegiatan belajar, manajemen waktu, kekurangan media penunjang, serta keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru (Muhammad Noor Fauzi, 2023)

Menurut (Saadah dan Amarullah, 2023) kurikulum merdeka memiliki tiga jenis kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) pembelajaran kurikulum berlangsung secara berdiferensiasi; (2) pembelajaran kurikulum memperkuat profil mahasiswa pancasila yang berlandaskan pada pembelajaran interdisipliner, karakter dan kompetensi umum; dan (3) pembelajaran di luar mata kuliah dilaksanakan. sesuai dengan minat siswa dan sumber daya yang tersedia di unit pengajaran. Menurut Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) terkait pengimplementasian kurikulum merdeka secara mandiri, harus memperhatikan 4 (empat) hal, yaitu: (1) IKM Mandiri merupakan alternatif satuan pendidikan tahun pelajaran 2022-2023, (2) terdapat 6 (enam) strategi yang difokuskan pada penguatan komunitas belajar pendidik dan satuan pendidikan yang digunakan oleh Kemdikbud, (3) IKM didukung dan dikendalikan langsung oleh dinas pendidikan kabupaten dan kabupaten atau kota melalui peran dinas pendidikan kota, dan (4) satuan pendidikan yang diterjunkan oleh IKM mempersiapkan diri secara mandiri sesuai pilihan pelaksanaan dan persiapan.

Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) salah satu bentuk kegiatan yang diadakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia, Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bentuk optimalisasi peningkatan Soft Skill, tingkat literasi teknologi serta prestasi dalam era industrial. Tujuan dari kegiatan tersebut guna meningkatkan kegiatan literasi digital pada peserta didik serta dalam pengembangan inovasi pendidikan dan pembelajaran melalui penerapan teknologi digital (Kemdikbud, 2021)

Kurikulum Merdeka Belajar sekarang diharapkan mampu meningkatkan kecakapan guru dalam penerapan kurikulum merdeka dan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan bagi tenaga pendidik untuk mempunyai kompetensi yang cukup memenuhi sesuai dengan keterampilan pada abad ke-21 agar pembelajaran menjadi lebih menarik (Farida Nur Kumala, dkk 2023).

Kurikulum Merdeka Belajar memiliki sebuah visi untuk pengoptimalisasian pendidikan di Indonesia agar tersebar secara luas dengan keragaman pembelajaran tersebut. Implementasi dari Kurikulum Merdeka tersebut ditekankan pada pembelajaran yang mandiri, aktif, merdeka, mempunyai karakter, bermakna, menyenangkan dan lain-lain. Guru memiliki peranan krusial dalam penyusunan instrument pembelajaran yang sesuai dengan minat belajar dan kebutuhan peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun