Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah Buih Berlalu

28 Februari 2019   07:47 Diperbarui: 28 Februari 2019   09:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Yai Baelah

>

>

Buih itu.....

(Syair Akhir Zaman)
Dalam sepi aku sendiri
Menghibur hati yang lagi sedih
Menyaksi laut tak bertepi
Riak putih mengggumpal buih

Datang pergi setiap hari
Sekejap mata menyenang hati
Enggan singgah tak lama pergi
Meninggalkan diri tetap sunyi

Berkerumun semut merasa gula
Kesana kemari seolah suka
Nikmati manis sejuta rasa
Tinggal hampah dibuang sepah

Sejuta ibarat buih
Senampan ibarat permen
Banyak tak menjadikan berarti
Cuma teman bermental cemen

Di akhir zaman suatu hari nanti
Sudah diperingatkan oleh nabi
Mereka banyak bagaikan buih
Terombang ambing tak tentu diri

Di suatu hari diakhir zaman
Diperebutkan ingin menjadi teman
Banyak harap dan janji musiman
Cuma penyedap mata ibarat taman

*(Yai Baelah, Syair Akhir Zaman, 4 Nopember 2016) 

*Syair Akhir Zaman

https://www.kompasiana.com/sibawaihi/5c57ca776ddcae7d94174434/syair-akhir-zaman?fbclid=IwAR10qol3ZOGE0CVick-k9DLhTT1BKZdBLp0PZoKF56QuqN-q_Xlz-THp5IE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun