Berdasarkan World Health Organization (WHO), istilah  remaja merujuk pada penduduk pada rentang usia 10 sampai dengan 19 tahun. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 menjelaskan bahwa remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10 sampai dengan 18 tahun.Â
Penjelasan lain dapat melihat pengertian dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) yang menetapkan kategori remaja terletak pada rentang usia 10 sampai dengan 24 tahun dan belum menikah.
Remaja yang mengalami obesitas memiliki resiko obesitas yang lebih besar saat dewasa. Hal ini dibuktikkan dengan peningkatan insiden obesitas pada peride transisi dari remaja menuju dewasa pada lima tahun terakhir (Simpati, 2021).Â
Meskipun faktor genetik menjadi salah satu penyebab, namun tidak dapat dipungkiri faktor gaya hidup dan pola makan menjadi penyebab utama obesitas pada remaja. Oleh karena itu, diperlukan pola asuh orang tua dalam membentuk pola makan serta kebiasaan anak (Mushonga, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab obesitas yang terjadi pada usia remaja.
METODE
Desain penelitian menggunakan metode studi kepustakaan. Penulis melakukan review jurnal yang didapatkan di internet terakait gejala obesitas pada remaja. Setelah mendapatkan jurnal yang sesuai dengan topik pembahasan kemudian penulis melakkan analisis data dan disajikan secara kualitatif deskriptif.
PEMBAHASAN
Teori klasik H. L. Blum menjelaskan bahwa faktor yang dapat memengaruhi deraja kesehatan seseorang terdiri atas: 1) perilaku; 2) lingkungan; 3) pelayaan kesehatan; dan 4) genetik. Perilaku dan gaya hidup menjadi faktor utama dalam menentukan tingkat kesehatan, misalnya pola makan seseorang. Penelitian dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menujukkan bahwa prevalensi obsesitas di Indonesia pada rentang usia 5 - 12 tahun tercatat sebesar 18,8% sedangkan pada rentang usia 13 - 15 tahun sebesar 10,8%.
Kasus obesitas pada usia remaja masih menjadi masalah dunia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pola makan menjadi faktor utama dalam menyebabkan obesitas pada remaja dimana makanan yang disajikan tidak memiliki mutu gizi yang seimbang.Â
Kecukupan gizi pada anak disebebabkan oleh kecukupan konsumsi anak, namun pada usia tersebut biasanya anak lebih aktif dalam memilih makanan yang disukai. Setidaknya, ada tiga faktor penting yang memengaruhi tingkat obesitas pada usia remaja.
- Pengaruh Fast Food (Makanan Cepat Saji)
Simpati (2021) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara mengonsumsi fastfood terhadap peningkatan gejala obesitas. Hasil penelitian ini didukung oleh Younas (2021) yang melakukan penelitian pada remaja Pakistan dan menyimpulkan bahwa konsumsi fast food pada remaja sedang menjadi tren dan memilii dampak yang mengarah pada obesitas. Â Fast food merupakan bentuk makanan siap saji yang terbagi dalam beberapa jenis yaitu beradasrkan kemasan, teknik olah, dan sebagainya.