"Oh.. Jadi soal pelakunya gimana?" Bray menatap wajah Esai yang pucat pasi.
Owgen menelan ludah, "Soal itu kita belum tau pasti.. Tapi kayaknya gw sama Esai bakal pindah ke kamar 2 buat jaga-jaga kalo ada kejadian lagi. Gapapa kan?"
"Ooh. Yauda, gw keluar dulu ya." Ucapnya sambil menepuk bahu Esai sebelum beranjak keluar dari villa.
"Jangan pergi jauh-jauh lhoo, Bray.. Entar ilang." Sherly mengingatkan.
Setelah Bray keluar dari villa dan menutup pintu villa, Esai menghela napas berat. "Yaampun, apalah dia.. Tiba-tiba ngerangkul gitu, serem bet (banget)."Â
"Jujur aja, harusnya biarin aja dia tersesat di hutan.. Daripada kita ketakutan gini" Timpal Caleb.
"Tapi emang udah fiks nih dia pelakunya?" Owgen belum merasa yakin dengan Bray sebagai tersangka utama.
Dino menjawab, "Ya, siapa lagi emang yang punya alesan buat ngelakuin itu?"
"Iya sih.."
Esai menepuk punggung Owgen, "Udah yuk Wen kita pindahin barang-barang kita."
 * * *