Siswa-siswi yang lain tampak mendengarkan dengan hati-hati dan Esai menambahkan, "Iyaa, dan pas kita ke ruang tamu yang ada di dapur tuh kalo ga salah Milka, Sherly, Ruth yang masak.. Trus di ruang tamu ada Caleb sama Dino. Tadinya kita mau bangunin Bray sih, cumen...". Esai melirik ke samping dan tidak menemukan Bray diantara para siswa-siswi, "Eh? Si Bray kok gaada?"
"Eh? Iya juga. Kok dia ga bareng kalian?" Tanya Ruth kepada para siswa.
Dino membalas, "Eh daritadi perasaan dia ga bareng kita deh.."
"Apa jangan-jangan dia pelakunya?" Ucap Caleb.
Owgen mengerutkan dahi, "Haah? Tapi, apa motifnya?"Â
"Apa karena acara nginep ini? Kan dia sempet bertengkar ama Ando pas di bus kemaren.." Kata Dino yang membuat semua siswa-siswi mengingat kejadian kemarin.
"Memang sih.. Tapi.." Komentar Sherly.
"T, terus kita harus gimana? Gw gamau jadi korban yang berikutnya. Mana gw sekamar lagi" Kata Esai dengan terbata-bata.
"Korban apa?". Tiba-tiba Bray muncul di samping Esai dan merangkulnya.
Esai membeku, "Eh.. Uh, engga itu.. Kor, korban bercandaan.. Ya kan gaes..?"
Tiba-tiba suasana jadi hening dan semua terlihat tegang.