Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sempurna

18 Januari 2025   10:51 Diperbarui: 18 Januari 2025   10:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang akhirnya menemukan pasangannya yang sempurna | Sumber Gambar pixabay.com 

Saat makan malam hampir selesai, ia berkata, "Aku suka senyummu, Nico." Pipiku memanas. Aku hanya bisa tersipu malu tanpa berkata apa-apa.

Aku pulang dengan hati yang bergejolak. Kali ini, ketika Ibu bertanya tentang makan malamku, kukatakan, "Aku rasa, aku suka Meilani, Bu."

Ibu berlonjak senang. Tak henti-hentinya ia berucap syukur.

Aku dan Meilani pun makin sering bertemu. Ada kala, kami pergi ke taman, berbicara banyak hal dan aku merasa tenang dengannya. Aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa perlu takut-takut lagi.

Seperti pada sore ini, saat kami duduk di bangku taman dan ketika angin bertiup sepoi-sepoi membawa aroma bunga yang mekar, aku memberanikan diri bertanya, "Mei, kamu tidak keberatan aku seperti ini?"

Meilani memiringkan kepala, mungkin bingung. "Seperti apa?" tanyanya.

"Seperti aku ini."

Meilani tertawa kecil. Ia memainkan ujung rambutnya yang tebal dan lurus, sambil menunduk sedikit. Aku melihat bentuk wajahnya yang khas, sama sepertiku juga.

"Aku pun tidak sempurna, Nico. Kamu tahu, aku senang bertemu denganmu. Kamu membuatku merasa seperti bidadari, tidak melihat apa pun kekuranganku." Kata-katanya membuatku terdiam. Suaranya menyentuh hati.

Aku melihat senyum Meilani menggemaskan. Saat inilah aku sadar: Apa yang membuat kami berbeda adalah juga yang membuat kami serupa, seperti pemilik down syndrome lainnya di penjuru bumi mana pun. Seperti melihat cermin, aku melihat diriku ada di dalam diri Meilani. Kami mungkin tidak sempurna, tetapi untuk sore ini, kami sempurna.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun