Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rencana yang Tak Begitu Sempurna

26 September 2024   21:01 Diperbarui: 28 September 2024   09:59 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cangkir teh porselen| sumber gambar pixabay

Meski begitu, Martinah tetap membiarkan tindakan Johan yang sudah kepalang tanggung. Pada akhirnya pun, ia lebih memilih jalan berpisah dengan suaminya itu. Padahal, suaminya itu tidak pernah berniat meninggalkannya. Padahal pula, mereka memiliki ikatan kuat karena telah memulai kehidupan rumah tangga dari titik nol bersama-sama. Namun, bagi Martinah, bagaimanapun, membagi dua cinta dalam satu ikatan pernikahan itu teramat berat. Ia jelas-jelas tidak mau berada dalam lingkaran seperti itu.

Seperti ingin mengalihkan pikirannya dari segala keresahan yang menghantui, Martinah meminta Ambarwati membuatkan teh panas untuk mereka berdua. Ambarwati terkejut sejenak, lalu meminta maaf karena sedari tadi lupa menawarkan minuman. Ia lantas menggeser mundur kursinya, bangkit, dan berjalan ke meja pantry untuk menjerang air hangat, menyeduh teh.

"O, ya, untuk saya, jangan pakai gula dapur. Saya selalu membawa gula sendiri. Gula jagung ini bagus untuk menjaga kadar gula saya. Kamu juga sebaiknya mulai membiasakannya," ujar Martinah.

Tidak lama, Ambarwati kembali ke meja makan membawa dua cangkir teh panas. Di depan Ambarwati, Martinah memasukkan bubuk gula kemasan sachet putih ke dalam minumannya. "Kau mau?" tanyanya kepada Ambarwati.

"Tidak, terima kasih. Teh punyaku sudah saya tambahkan gula di dapur."

"Bisa tolong ambilkan piring untuk kue gandum ini? Rasanya lebih enak kalau dinikmati sambil minum teh panas. Ini rendah kalori dan lebih sehat," ujar Martinah sambil membuka kotak kuenya yang berisi potongan kue gandum dengan topping kacang.

Ambarwati kembali ke meja pantry dan menunduk mencari dua piring porselen kecil di dalam laci bagian bawah, tidak lupa juga pisau kue dan  garpu kecil. Pada saat itulah, Martinah melakukan suatu gerakan cepat.

Jam di dinding menunjuk ke angka dua belas lewat tiga puluh menit tengah malam. Ambarwati dan Martinah menikmati kebersamaan mereka di ruang dapur. Ketika melihat Ambarwati mendekatkan cangkir porselen ke bibirnya dan menyesap dua kali minumannya dengan mengernyit, seperti ada rasa aneh menyelinap di lidah, Martinah pun tersenyum. Martinah ikut menyesap tehnya perlahan sambil menatap tajam ke wajah Ambarwati.

"Saya kira sudah waktunya kita berbicara tentang dirimu, Ambarwati," ujar Martinah ketika ia melihat gelagat Ambarwati mulai kehilangan fokus. "Bagaimana hidupmu bersama Bapak?"

Ambarwati merasakan tidak enak badan, mual, kepalanya berangsur pusing, pandangannya mulai kabur, tubuhnya terasa ringan, hampir melayang, tetapi ia masih bisa mendengar pertanyaan Martinah. Ia lantas meracau.

"Anda mungkin tidak tahu, Bu. Bapak sungguh mencintai saya. Bapak bahkan pernah bilang kalau saya adalah perempuan yang lebih menyenangkan di ranjang dibandingkan Anda. Tubuh Anda sudah mengendur, tidak elastis lagi seperti saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun