Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rencana yang Tak Begitu Sempurna

26 September 2024   21:01 Diperbarui: 28 September 2024   09:59 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ambarwati memilih tidak menjawab. Ia tahu pertanyaan itu adalah sindiran Martinah untuknya.

"Seingatku, ada wanita lain yang bekerja di sini. Ah, siapa namanya?"

"Maysaroh. Ya, dia masih kerja di sini. Datangnya pagi-pagi, tapi setiap petang, saya izinkan ia pulang. Untuk malam hari, biar saya sendiri yang menjaga Pak Johan."

Martinah mendengus pelan. "Duduklah," katanya kepada Ambarwati yang lebih terdengar seperti memerintah. "Saya ingin mengajukan pertanyaan terkait Bapak."

Mereka berdua sama-sama menarik kursi makan dan duduk berhadapan.

"Obatnya bagaimana? Apa Bapak masih rutin menerima suntikan?"

"Saya sangat detail dalam hal pengobatan Bapak. Saya bahkan menyetel jam alarm sebagai pengingat waktu, kapan harus memberinya obat dan suntikan." Ambarwati melirik jam di dinding dapur. "Pukul satu nanti, saya harus memberi Bapak obat dan suntikan lagi."

"Baguslah. Kau sangat telaten mengurusnya."

"Tapi, mengapa Ibu datang-malam-malam seperti ini? Apa yang ingin Ibu bicarakan?" Ambarwati seperti tengah merasakan sesuatu yang tidak baik untuknya.

Martinah memajukan tubuhnya. "Begini. Saya jauh-jauh terbang dari Sumatera ke sini karena hendak mengatakan hal penting tentang proses perceraian saya dengan Bapak."

"Baik, Bu. Katakan saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun