Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Joharis dan Peti Es

17 Agustus 2024   16:42 Diperbarui: 17 Agustus 2024   16:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lama, jembatan terlihat di atas sungai. Begitu mendekat, telinganya tidak dapat mendengar aliran air di bawah jembatan yang tidak terlalu panjang. Ia melongo lebih cermat, ternyata itu jurang yang dalam.

Kepalanya pusing, mungkin karena bermasalah dengan ketinggian. Bagaimanapun, ia harus menyeberang dan berusaha menjaga keseimbangan dalam keadaan permukaan mulai basah.

Perlahan-lahan ia meniti jembatan sampai ke ujung sambil mengutuk siapa yang telah membangun jembatan tidak sempurna itu---jangan-jangan ada manipulasi dana. Jembatan itu terlihat tidak aman. Tidak ada pegangan tangan atau bahkan tepian, kecuali dua tiang kecil di setiap sisi. Kondisi itu jelas berbahaya sekali bagi pelintas.

Udara dingin menekan tulangnya selama perjalanan. Sementara, rasa pusing tidak membantunya berpikir jernih ketika mempertanyakan lagi mengapa ia sampai terjebak di wilayah asing. Sedikit lega, pusingnya memudar setelah ia terus berjalan dan melihat sebuah rumah di kejauhan.

Hawa dingin menggigit wajahnya saat angin bertiup di sekeliling. Kakinya bergegas maju sampai di halaman depan rumah. Bekas roda tercetak jelas di tanah yang sebagian tertutup genangan air, tetapi tidak terlihat olehnya mobil di sekitar.

Perasaan was-was mulai menyergapnya karena khawatir tidak ada orang di rumah itu yang akan membukakan pintu dan membiarkannya masuk. Namun, rumah itu tampak seperti pondok harapan setelah keletihan yang dilaluinya. Ia pun berjalan mendekat untuk mengetuk.

Tiga kali ketukan, tidak ada jawaban. Ia mengetuk lagi, tidak ada jawaban lagi.

Refleks tangannya memutar pegangan pintu. Keheranannya muncul karena pintu ternyata tidak terkunci.

Ia melangkah ke dalam dan menutup pintu sambil membayangkan jika ada seseorang di rumah, ia akan menjelaskan situasinya dengan tenang, berharap itu bisa menolong.

"Permisi! Maaf, mobil saya mogok di jalan. Ada orangkah di sini?"

Lagi-lagi tidak ada jawaban atau tanda-tanda seseorang di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun