Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seperti yang Kau Minta

1 Agustus 2024   04:47 Diperbarui: 1 Agustus 2024   05:10 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seperti yang kau minta tentang hubungan dan konflik dalam keluarga| sumber gambar pixabay

--- 

Napas Mar berembus berat serasa menyuarakan perasaan teraduk-aduk setelah kabar buruk mengoyak ketenangan kami menjelang subuh tadi.

"Kita pergi sekarang, Bu?" tanyaku kepadanya dan dibalas dengan sekali anggukan kecil.

Usai merapikan seprai kusut di tempat tidur bekas duduknya, Mar mengambil tas, lalu memeriksa keadaan rumah untuk memastikan semuanya aman saat kami tinggalkan. Aku sudah melakukannya beberapa waktu sebelumnya, tetapi memang begitulah Mar, selalu kurang percaya kepadaku.

Kami pergi dengan Chevrolet Blazer, mobil yang kubeli di awal pernikahan ketika kami tinggal di kawasan minim transportasi. Mobil ini merupakan wujud perjuangan panjang karena menguras tabunganku dan tiga tahun pemotongan sebagian gaji dari pinjaman kantor.

Bagusnya, dua dekade pemakaian, mesin mobil masih prima. Mungkin karena aku telaten merawatnya. Keinginan menggantinya tidak pernah terlintas. Bagiku, memiliki mobil bukanlah untuk gaya hidup, melainkan pemenuhan kebutuhan saja. Mar sependapat. Kadang-kadang, pikiran kami bisa selaras dalam beberapa hal tertentu.

Baca juga: Ibu Berisik

Sepanjang perjalanan menuju kota provinsi, kami belum berbincang. Kebisuan ini bukan hanya tentang perjalanan, tetapi tentang segala sesuatu yang terjadi. Satu-satunya suara sibuk yang mengisi kekosongan adalah suara penyiar radio di saluran 99,3 FM, yang kemudian memutarkan lagu "Seperti yang Kau Minta" dari sang Legendaris Chrisye. Lagu ini membawaku bernostalgia.

"Sudah lama kita tidak seperti ini, ya, Bu," ujarku memecah diam, tetapi Mar hanya menatap lurus ke depan, tanpa menanggapiku sepatah kata.

Kami memang kian jarang berdua. Kendati Mirel telah melanjutkan pendidikannya di pusat kota, yang seharusnya memberikan lebih banyak ruang aku dan Mar, tetapi kenyataannya, kami terperangkap dalam kesibukan masing-masing.

Aku melirik ke arah Mar dan melihat ketegangan yang sulit disembunyikan di wajahnya. Kekhawatiran yang sama sebenarnya juga kurasakan, tetapi kututup-tutupi dengan segenap upaya. Faktanya, aku tidak bisa berbohong. Beberapa kali aku hampir kehilangan fokus kemudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun