Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Cinta, Logika, dan Keegoisan Perempuan

28 April 2024   13:30 Diperbarui: 29 April 2024   01:25 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kerap marah atau dibuat marah oleh pasangan saya karena dalam suatu diskusi, pemikirannya terlalu logis atau terlalu masuk akal. Mengapa demikian?

Sekilas tampaknya aneh ketika saya menjadi emosional dalam perdebatan, apalagi ketika saya diam-diam mengakui kebenaran logika pasangan saya. Selama menjalin hubungan pun, saya mengetahui kalau dia memang kerap lebih berpikir secara logis atau rasional daripada saya.

Lantas, mengapa saya menganggap hal itu sebuah problematik dalam hubungan percintaan saya?

Begini, jika dilihat dari dekat dan jika dilihat dengan imajinasi yang cukup, kemarahan saya pun bisa sangat masuk akal.

Ketika berada dalam kesulitan, yang jelas pertama-tama saya cari dari pasangan saya adalah perasaan bahwa dia seharusnya memahami apa yang sedang saya alami.

Saya tidak mencari jawaban untuk suatu permasalahan yang mungkin berat dan tidak bisa diketahui secara jelas, tetapi lebih ke arah kenyamanan, kepastian, dan rasa kebersamaan kami---itu saja.

Maka dalam situasi demikian, penerapan sikapnya yang terlalu logis tidak pernah saya anggap sebagai tindakan kebaikan, melainkan sebagai bentuk ketidaksabaran dirinya yang seperti terselubung ketika menghadapi perilaku saya yang mungkin saja menurutnya juga memuakkan.

Suatu hari saya pernah mendatangi dirinya dengan keluhan berupa berat badan saya naik.

Baiklah, secara intelektual, ketakutan saya akan kegemukan memang jelas tidak beralasan dan saya mengetahui semua ini: porsi makan saya normal dan saya juga rajin berolah raga.

Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi kecemasan saya dalam praktiknya.

Jika kemudian pasangan saya dengan sabar mulai menjelaskan ilmu biologi dan kimiawi kepada saya bahwa saya tidak akan bisa gendut, justru yang terjadi adalah seketika saya kesal dan tidak berterima kasih dengan penjelasannya itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun