Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langkah Kembali

19 Januari 2024   07:47 Diperbarui: 19 Januari 2024   11:34 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan yang sedang sibuk sendiri bermain ponsel | sumber gambar pixabay

"Kamu mau ke mana? Kurasa kantor tidak akan buka hari ini, bukan?" tanyaku.

"Jhon barusan menelponku. Ada yang perlu kami bahas karena Jhon harus ke luar kota selama seminggu."

"Jhon? Rekan kerjamu? Bisa-bisanya ia mengorbankan waktu bersama keluarganya untuk menemuimu."

Suamiku terdiam dan kelihatan gelisah karena aku tahu ia berbohong. Aku menyorongkan jus jeruk kepadanya, tetapi ia beralasan sudah terlambat dan buru-buru pergi. Tanpa memelukku dan menciumku seolah-olah ia sudah melupakan cara kecil kami berpamitan, ia lalu mengatakan akan pulang malam hari. Cangkir berisi jus jeruk hanya kupandangi saja. Aku hanya bisa mengatur napasku karena tahu ia pasti ingin menemui Alicia.

Alicia sudah terlanjur menghipnotis suamiku dengan membuka semacam ruang kenyamanan. Aku benar-benar tidak menyangka mereka akan seserius ini. Barangkali inilah kesalahan terbesarku. Akulah yang telah menciptakan kemelut dingin ini di dalam rumah tanggaku sendiri. Sekarang, rasa bersalahku seperti sebuah boomerang yang siap memburuku dan melukaiku.

Frans, bagaimanapun aku mencintainya dan aku yakin ia pun masih sangat mencintaiku. Kurasa, aku perlu memintanya melakukan pledoi resolusi bersama terhadap masa depan pernikahan kami. Jika memungkinkan, hubungan semu antara suamiku dan Alicia harus kuhentikan. Langkah mereka sudah terlalu jauh dan aku tidak ingin kehilangan suamiku secara utuh.

Pukul sembilan, tidak ada salahnya aku berdandan cantik, memakai baju merah yang menjadi warna nostalgia kencan pertama kami, karena aku curiga suamiku pergi bukan untuk menemui Jhon.

Dengan bergegas, aku pergi menyusul suamiku. Tidak sulit menemukan keberadaan suamiku karena ia ada di sana, duduk, menunggu seseorang.

Tepat ketika aku hendak mendekati punggungnya, panggilan masuk ke nomor ponsel keduaku yang selama ini kusembunyikan dengan rapi untuk berselingkuh dengan suamiku sendiri.

"Kamu di mana?"

"Aku di sini, memakai baju merah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun