Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langkah Kembali

19 Januari 2024   07:47 Diperbarui: 19 Januari 2024   11:34 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan rahasia. Aku jelas mengetahuinya sendiri. Sekarang aku percaya pepatah bahwa "kebenaran akan membebaskanmu". Ya, perasaanku menjadi lebih baik dan bebas setelah mengetahui kebenarannya.

Awalnya, aku enggan menemukan kebenaran tentang suamiku yang selingkuh. Namun, aku senang karena akhirnya bisa memberanikan diri untuk itu. Mulanya, seorang perempuan tiba-tiba mengawali pesan teks ke nomor telepon suamiku karena mengira itu milik temannya. Walaupun tidak masuk akal karena tidak mungkin ia tidak mengetahuinya, tetapi suamiku begitu percaya, bahkan tidak menaruh curiga sedikit pun. Mungkin itu wajar menurut suamiku, siapa pun bisa salah. Padahal, insiden keliru nomor itu cuma akal-akalan dan dalih perempuan itu saja.

Bayangkan, beberapa jam setelahnya, perempuan itu bahkan menghubungi suamiku lagi. Ia tampak sengaja melakukannya dengan berbicara secara langsung. Ia pun tidak sungkan-sungkan memperkenalkan diri, Alicia namanya. Suaranya seperti dibuat-buat, terkesan layaknya perempuan murahan yang mencari mangsa di tempat hiburan malam-malam. Lucu saja, suamiku bisa terkena jebakannya, walaupun aku tahu sejatinya suamiku tidak menyukai tipikal perempuan berkarakter manja seperti itu.

Aku mulai melihat pergerakan suamiku ketika akhirnya ia tertarik melanjutkan komunikasi dengan Alicia. Saat hendak tidur, misalnya, suamiku akan menyuruhku untuk tidur terlebih dahulu, sementara ia keluar kamar dan mengatakan ada email kantor yang belum sempat ia balas.

"Kamu bisa menyalakan laptopmu di sini, Frans. Aku tidak keberatan dengan cahayanya."

"Aku tidak ingin tidurmu terganggu, kamu kelihatan lelah sekali malam ini. Besok pagi-pagi, kamu harus ke kantor."

"Baiklah, balaslah email dan cepatlah tidur. Jangan buat aku susah membangunkanmu besok pagi."

Suamiku menatapku seolah-olah hendak memberikan isyarat kalau ia bisa dipercaya. Aku mengangguk saja, memahami alibinya. Ia bergegas ke luar kamar dan berjanji akan masuk lagi dengan segera.

Suamiku dan Alicia makin melancarkan aksi mereka untuk terus-menerus melakukan percakapan. Mereka pun seperti menikmati hubungan jarak jauh sampai berminggu-minggu dengan penuh kehati-hatian. Kadang-kadang, mereka membahas perihal receh tentang film kartun yang masih sering diputar di televisi dan suamiku terlihat menyukai obrolan itu.

Agak konyol memang, di saat aku melihatnya sebagai perilaku yang tidak dewasa ketika ia tenggelam dalam kegembiraan menonton kartun favoritnya, Alicia hadir sebagai antitesis diriku dengan mengatakan bahwa menonton film kartun bagi laki-laki dewasa adalah sebuah kenormalan yang relatif. Suamiku tentu saja senang karena pembelaan Alicia mungkin dianggapnya sebagai bantahan atas sikapku yang menilai humor slapstick pada film kartun tersebut sebagai tontonan tidak logis---dan tentu saja suatu ketidaknormalan untuknya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun