Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Aku, Kamu, dan ketika Cangkir Teh Itu telah Kosong

28 Desember 2023   21:41 Diperbarui: 2 Januari 2024   16:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teleponmu yang tiba-tiba itu terdengar aneh. Kamu bilang ingin menemuiku untuk sekadar berkunjung. Satu alasan yang terdengar seperti dibuat-buat untuk menutupi alasan yang sebenarnya.

Bayangkan, setelah sekian lama, bahkan setelah bertahun-tahun hubungan kita selesai dan ketika aku sedang berusaha untuk tidak mengais-ngais ingatan tentang cerita itu, kamu kembali muncul, menghubungiku dengan nomor yang tidak pernah berganti. 

Meski kenyataannya, melupakanmu secara sempurna amatlah sulit, apalagi terkait dengan keputusanku membiarkanmu pergi. Namun, aku tidak mau pradugamu berkelana, mengira hidupku pasti berantakan setelahnya.

Jadi, Sabtu pagi, waktu yang seharusnya tepat untukku menyapu kuas di ruangan yang kujadikan museum kecil, terpaksa harus kukorbankan untuk merapikan rumah agar kamu menganggap kebiasaanku memang normalnya demikian. Ya, sebatas itu sajalah, bukan sesuatu yang istimewa juga untuk menyambutmu karena memang aku tidak ingin terkesan mengistimewakanmu lagi.

*** 

Berulang-ulang kuusap cincin emas yang melingkari jari manis di tangan kananku, sambil terus menimbang-nimbang, apakah menemuimu hari ini adalah tepat?

Sekarang, aku di depan rumahmu dari dalam mobil berjarak sekitar lima puluh meter---dan ini sungguh membuat hatiku berkecamuk. Beberapa kali aku bahkan menarik dan mengembuskan napas panjang hanya untuk membuat stabil detak jantungku.

Sebelum keluar dari mobil, sengaja aku melihat kembali selembar foto yang tersimpan di dalam dashboard, bahwa kenangan itu masih ada, kenangan aku dan kamu saat terikat janji bersama, sepuluh tahun lalu. Rasa-rasanya, saat itu tidak pernah muncul satu pikiran pun untuk berpisah dan tidak pernah juga terpikir olehku untuk berkhianat. Hingga akhirnya, waktu telah berbicara tentang peristiwa ketika kita harus menyudahi semuanya---sangat menyesakkan.

Aku mengetuk rumahmu tiga kali dengan tekanan berirama. Barangkali ketukanku cukup bisa terdengar karena sepertinya tidak ada kebisingan lain di sini yang bisa menghalangi bunyinya sampai ke dalam.

Pintu terbuka. Kemunculanmu seolah-olah mendorong gerakan kakiku mundur satu langkah. Kalau saja aku tidak berusaha menjaga keseimbangan, mungkin tubuhku sudah terjatuh---dan itu pasti akan terlihat konyol di matamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun