Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Aku, Kamu, dan ketika Cangkir Teh Itu telah Kosong

28 Desember 2023   21:41 Diperbarui: 2 Januari 2024   16:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kemudian mencari-cari alasan karena rona merah sepertinya sudah terlanjur menyemukan wajahku. "Tidak ada yang perlu aku sembunyikan meski sudah berlalu," 

Kamu terkesiap atas pernyataanku dan aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu tentang masa lalu kita itu. Ketika kita sama-sama menyeruput teh, mataku jeli menyoroti jari manis di tangan kananmu. Cincin pernikahanmu melingkar di sana.

*** 

"Haris tahu kamu mau datang ke sini?" tanyamu.

"Tidak. Kurasa dia tidak perlu tahu."

"Kamu selalu saja menyembunyikan sesuatu dari pasanganmu."

"Aku tidak pernah menyembunyikan apa pun. Ini bukan persoalan penting, kan?"

"Pada akhirnya semua akan jadi persoalan penting."

Kamu mungkin hendak menamparku dengan kata-kata itu. Aku tahu bahwa menurutmu akulah yang telah berbuat kesalahan terhadap pernikahan kita dulu. Aku terlalu egois dengan memikirkan kemajuan karierku tanpa memperhatikan sikapmu yang insecure terhadap pekerjaanmu. Kamu seniman, pelukis, di samping bekerja di kantor sebagai "art director". Hanya, kita tidak sehaluan tentang ide-ide menjalani biduk rumah tangga. Kamu terlalu santai, sementara aku ingin sesuatu itu terjadi secepatnya. Hal ini sering kali menjadi perdebatan kita dan berujung pada pertengkaran.

Pada saat yang tidak tepat, Haris datang. Seharusnya kita masih bisa menyelamatkan kapal agar tidak karam. Namun, agitasi Haris sebagai seseorang yang menurutku sempurna, ternyata terus-menerus menekanku untuk mengakhiri pernikahan kita. Kamu lalu melepasku untuk Haris, tanpa berupaya menahanku, dan itu menghadirkan kekecewaan juga terhadapku.

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun