"Sejak awal saya tidak pernah menyukai Haris. Pada saat memasuki pernikahan, saya sudah memperingatkan Bibi Emily, tapi dia tidak mendengarkan saya. Saya tahu Haris hanya menikahinya untuk hartanya. Benar saja, setelah menikah, Haris selalu menghabiskan uang dari dana perusahaan untuk berjudi, mabuk-mabukan dan bermain wanita."
"Jadi maksudmu, Haris berselingkuh dan Nyonya Emily mengetahuinya?"
"Mungkin saja."
"Baiklah." Inspektur Henry menoleh ke Siena. "Menurutmu, pria seperti apa Tuan Haris itu?"
Dengan suara gugup, pelayan itu menjelaskan. "Dia pria yang baik. Keluarga ini telah melakukan bayak hal untuk saya. Saya tidak ingin mengungkapkan rahasia mereka." Namun, tiba-tiba Siena menutupi wajahnya dengan satu tangannya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Inspektur Henry membaca gelagat yang aneh dari Siena. "Jika kamu percaya Nyonya Emily telah melakukan banyak hal untukmu, kamu harus  mengatakan yang sebenarnya. Ingat, ini dalam rangka penyelidikan polisi."
"Baik, Pak polisi." Siena mengambil napas dan mengembuskannya pelan. "Tuan Haris tidak pernah setia pada Nyonya Emily. Mereka sering bertengkar. Nyonya Emily melarang Tuan Haris tidur di kamarnya berdua. Itu sebabnya, Tuan Haris tidur di kamar sebelah. Suatu malam, ketika saya sedang tidur, Tuan Haris datang ke kamar saya dan mencoba menganggu saya. Mendengar saya berteriak, Nyonya Emily datang dan melihat semuanya. Nyonya Emily marah, lalu kembali ke kamarnya. Tapi Tuan Haris mengabaikannya."
Hampir semua orang yang mendengar pengakuan Siena tercengang, termasuk Inspektur Henry, tetapi tidak dengan detektif Marsal. Saat petugas polisi itu hendak melanjutkan pertanyaan lagi, Haris kembali kembali ke rumah.
"Apa lagi yang kalian lakukan di rumah ini?" Haris terlihat tidak senang.
"Kami sedang menunggu Anda, Haris. Kami memiliki surat perintah penangkapan atas untuk seseorang.
"Menangkap? Saya khawatir buktinya bertentangan."