Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjebak

14 Desember 2022   16:08 Diperbarui: 26 Desember 2022   08:58 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan ...," lanjut Katie, "Nyonya Peters, kemarilah." Seorang perempuan kurus maju dua langkah dengan wajah tirusnya mendongak yang berkesan angkuh. "Dia pandai menirukan suara orang, termasuk suara Suzaan yang kamu dengar di telepon."

Luar biasa! Aku sungguh terpukau atas upaya Katie membongkar apa yang dia anggap sebagai misiku. Namun, aku tidak begitu khawatir sebab ini adalah bagian dari rencanaku juga. Agar memberi kesan jika Katie memenangkan sandiwara, aku berpura-pura was-was dan melap peluh di pelipisku karena lelah menggali.

Katie memerintahkan dua orang pekerjanya untuk melanjutkan galian. Mereka sudah menyiapkan sekop sendiri.

"Aku tahu, kamu  sudah mulai khwatir. Kamu hampir menggalinya tadi malam, bukan? Tapi kemudian berubah pikiran. Kami beruntung karena tadi malam orang-orangku belum siap memergokimu."

Pekerjanya menggali sekitar lima belas menit, kemudian berhenti untuk istirahat.

"Tanah ini sangat keras," kata seorang dari mereka.

"Tidak ada yg terkubur di sini," kata yang lain, "satu satunya yang kami temukan adalah pisau indian tua."

Aku melihat Katie dan tersenyum kepadanya. Apa yang membuat kamu berpikir kalau aku mengubur Suzaan? Aku meninggalkan mereka dan kembali ke rumah.

Aku sudah menebak dari awal bahwa Katielah yang bertanggung jawab atas Suzaan palsu yang berbeda-beda. Itu semua bagian dari rencanannya. Namun, dia melupakan satu hal: Hanya Suzaan yang memanggilku "Philo", tidak dengan yang lain.

Apa pun yang menjadi tujuannya, dia percaya bahwa aku telah membunuh saudara perempuannya. Jadi, dia ingin menakut-nakutiku sampai aku putus asa dan berkata, "Ya, aku telah membunuhnya." Dia tidak tahu aku menjalankan permainanku juga. Aku ingin dia berpikir aku ketakutan---dan tentu saja aku ingin dia berpikir Suzaan telah terkubur di tempat itu di hutan.

Sekarang aku di posisi yang kuat. Dia menyebutku seorang pembunuh di depan semua saksi. Aku bisa saja membawanya ke pengadilan dan menuntut sejumlah uang darinya, tetapi dia mungkin tidak ingin membiarkan itu terjadi karena tidak ingin dunia tahu kalau dia begitu bodoh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun