Tidak memiliki teman secara otomatis bukan berarti seseorang terisolasi dan kesepian secara sosial karena ada kesenjangan antara "isolasi sosial" dan "memiliki teman".Â
Seseorang bisa mendapatkan manfaat yang sama dari pertemanan hanya dengan kemungkinannya untuk berinteraksi dengan orang-orang.Â
Jadi, ide-ide Marson memberitahukan bahwa pendekatan minimalis untuk pertemanan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sosial seseorang.
Sebagian orang menganggap pertemanan itu penting. Namun, menurut sebuah penelitian terhadap sekitar empat ribu orang dewasa, pemenuhan kebutuhan dasar seseorang dan merasa kompeten dalam apa yang dia lakukan adalah jauh lebih penting.
Jika membandingkan hasil ini dengan hierarki kebutuhan Epicurus, kita dapat menyimpulkan bahwa memuaskan kebutuhan dasar kita, keinginan alami dan kebutuhan kita, adalah landasan kesejahteraan kita. Interaksi sosial tetap menjadi bagian penting dan bermanfaat dari kehidupan manusia.Â
Kita mungkin ingin menekankan pentingnya interaksi sosial, terutama dalam budaya masyarakat yang semakin individualistis dan kurangnya interaksi sosial.
Akan tetapi, tanpa teman, dalam pengertian tradisional, sepertinya tidak terlalu bermasalah. Ketika mempertimbangkan biaya dan kerugian dari memiliki teman, kemungkinan itu faktor individu. Hanya, dengan meminimalkan interaksi sosial secara ekstrem mungkin itu bukan ide yang bagus sebab masih banyak cara melakukan hubungan yang baik yang tentu didambakan setiap orang secara alami.*
Nah, apakah teman atau sahabat itu penting bagi kita?
- Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan --
*Referensi dari berbagai sumber.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H