Pertemanan membutuhkan kesesuaian sampai batas tertentu, tergantung pada orang yang dihadapi.Â
Sadar atau tidak sadar, orang-orang ingin disukai oleh teman-teman mereka dan sebaliknya untuk memenuhi harapan bersama.Â
Terkadang, orang-orang membayar harga memakai "topeng" di antara teman-teman mereka dengan tidak menunjukkan keseluruhan jati diri sebab mereka takut tidak disukai oleh kumpulan mereka---seperti yang dikatakan filsuf Jerman, Arthur Schopenhauer, bahwa kita hanya bisa benar-benar menjadi diri sendiri dalam kesendirian karena kita bisa melepaskan "topeng" kita dengan aman tanpa ada orang yang perlu dipertimbangkan.
Tidak semua pertemanan sesuai dengan tujuan hidup terbaik seseorang. Bergaul dengan teman yang buruk bisa berbahaya dan menghalanginya; bergaul dengan orang bijak dapat meningkatkan nilai kehidupannya. Jika tidak ada teman bijak, lebih baik berjalan sendiri daripada ditemani teman yang jahat.
Banyak orang memiliki teman hanya demi memiliki teman. Seringkali, mereka hampir tidak memiliki standar untuk pertemanan, sehingga dampaknya, mereka di kelilingi dengan individu-individu yang merusak.Â
Misalnya, seseorang menoleransi dan bahkan mengadopsi ide-ide kebencian hanya agar tetap terhubung dengan orang-orang yang dia anggap teman---ya, istilah "toxic" tersebar luas akhir-akhir ini; atau seseorang hanya membuang-buang waktu untuk terlibat dalam obrolan kosong padahal dia memiliki hal-hal yang jauh lebih produktif dan menyenangkan untuk dilakukan.Â
Meskipun mungkin menyadari keberadaan orang-orang buruk ini, seseorang takut melepaskan mereka karena tidak ingin kesepian. Jadi, manusia sering kali tampaknya lebih menyukai hubungan yang merusak daripada menyendiri, mungkin karena pemikiran tentang kesendirian menakutkan banyak orang, seperti yang dikatakan mediang aktor Holliwood terkenal, Robin Williams, yang meninggal tragis karena faktor kesendirian juga, "Saya dulu berpikir hal terburuk dalam hidup adalah berakhir sendirian. Ternyata ini bukan. Hal terburuk dalam hidup adalah berakhir dengan orang-orang yang membuatmu merasa sendiri."
Psikolog dan penulis, Dr. Daniel Marson, mengatakan, meski manusia merasa tidak perlu memiliki teman, tetapi komunikasi antar individu untuk kebutuhan hidup seseorang itu penting. Karena kepentingan ini, seseorang harus menekankan kualitas dan intensitas suatu hubungan sosial.Â
Marson juga mengatakan bahwa seseorang perlu berinteraksi, tetapi tidak perlu mencapai sesuatu yang lebih dari tingkat keterhubungan dasar. Sederhananya, seseorang itu boleh tidak membutuhkan teman.
Marson menjelaskan bahwa banyak orang berjuang untuk mendapatkan dan mempertahankan teman-teman mereka dan sering berpikir negatif tentang diri mereka sendiri karenanya.Â
Jadi, bukan tidak adanya pertemanan yang menjadi masalah, tetapi anggapan bahwa ada yang salah dengan pikiran negatif tersebut.