Seseorang yang menganut gaya cinta inilah yang sering disebut sebagai "pengendali" karena sering kali bersikap asertif, dogmatis, dan keras kepala.Â
Kurangnya perhatian dari orang tua menyebabkan seseorang itu merasa sulit untuk bergantung pada orang lain atau meminta bantuan sehingga dia akan melepaskan kendalinya sendiri.
2. Penyenang
Seseorang yang tumbuh dengan pendapat penilaian atau kritik, apakah itu kesan bahwa orang tuanya yang keras, kaku, terlalu protektif, bahkan brutal sehingga hanya mencintainya ketika berhasil dan tidak senang ketika gagal, maka seorang anak akan mengalami dorongan emosional semata-mata untuk mencapai harapan orang tuanya tersebut.Â
Kondisi demikian menyebabkannya terus bekerja keras terhadap keinginan kompulsif sebagai kebutuhan obsesif: pujian dan pengakuan.
Kemungkinan gaya cinta "penyenang" dalam menjalin hubungannya saat dewasa adalah cenderung pemalu, penurut, pasif, dan tidak bisa mengatakan "tidak" sebab selalu menempatkan orang lain di atas keinginan dirinya.Â
Selain itu, ada ketakutan untuk mengecewakan orang lain meski menekan perasaannya sendiri dan itu merupakan usahanya untuk menghindari sebuah konflik.Â
Seseorang dengan gaya "penyenang" ini biasanya juga cenderung kurang memiliki kemandirian, ketegasan, otonomi, dan inisiatif, yang seolah-olah tidak melakukan upaya apa pun untuk membuat suatu hubungan berhasil.
3. PenyediaÂ
Ketika seseorang merindukan hubungan emosional, tetapi kerap kali merasa dirinya sendirian, dikecewakan, atau disalahpahami oleh orang lain, bisa jadi dia memiliki pengalaman masa kanak-kanak dengan sikap orang tua yang tidak dapat ditebak.Â
Orang tua yang tidak konsisten dalam memberikan kasih sayang dan perhatian---terkadang orang tua tidak dapat dipercaya dengan mengatakan bahwa mereka mencintai anaknya dan selalu ada untuk anaknya, tetapi kenyataannya mereka melanggar perkataan itu sendiri---menyebabkan seorang anak tidak memercayai orang tua sepenuhnya.Â
Karena kebutuhan emosional tidak pernah ditangani secara teratur, seseorang tersebut menjadi sentimen terhadap pengabaian sehingga rentan terhadap penolakan. Kondisi tersebut memungkinkannya memiliki gaya cinta "penyedia", baik romantis maupun idealis, dengan tingkat yang tidak sehat. Â
Seseorang dengan gaya ini cenderung mengalami kesulitan mempertahankan hubungan pribadi karena mengidealkan orang yang dia cintai.Â