Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Agar Tak Jadi Korban Gaslighting, Kenali Ciri Pelaku Gaslighting Ini!

6 September 2021   23:05 Diperbarui: 20 September 2021   18:18 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi murung setelah mendapat perlakukan gaslightning. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

“Kamu, tuh, hanya cemburuan dan tidak percaya diri aja.”

“Kamu nggak usah banyak drama, deh. Turuti aja aku.”

Kalimat-kalimat di atas membuktikan bahwa pelaku gaslighting (glashlighter) sama sekali tidak peduli terhadap emosionalmu. Gaslighter akan membuat kamu percaya bahwa kamulah yang salah. Gaslighter kerap menyamarkan komentar dan ucapan jahat sebagai candaan—dan itu merupakan taktik favoritnya. 

Dia mengatakan itu untuk menghindari kecurigaan atas hal-hal buruk yang tidak ingin diketahui orang lain supaya mendapatkan perhatian dari orang lain tersebut. Begitulah cara glashlighter mengendalikan korban. Korban bahkan tidak mampu membedakan antara kebohongan dan kebenaran.

ilustrasi korban gashlighting by pixabay
ilustrasi korban gashlighting by pixabay

Untuk mewaspadainya, kamu sebaiknya perlu mengetahui tanda-tanda pelaku melakukan gaslighting sebagai berikut:

1. Gaslighter pandai berbohong

Gaslighter kerap kali menyampaikan kebohongan secara cerdas. Meski mengetahui gaslighter tengah berbohong, kamu akan ragu karena melihat ekspresinya yang innocent ditambah adanya sentuhan manipulasi, padahal ini adalah taktik awalnya. Ketika pelaku berbohong tentang hal-hal yang lebih besar, kamu pun menjadi tidak yakin apakah yang dikatakannya itu benar atau bohong belaka.

2. Gaslighter tidak pernah mengakui kesalahan meski terbukti bersalah

Kamu yakin bahwa gaslighter pernah mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak benar, bahkan ada buktinya. Namun, pelaku akan membantahnya mati-matian sampai akhirnya kamu mulai ragu dan berpikir kamulah yang salah paham atau salah lihat.

3. Sikap dan perbuatan gaslighter tidak sesuai dengan perkataan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun