Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keinginan Sederhana Anggi

18 Maret 2021   16:07 Diperbarui: 19 Maret 2021   19:12 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menurunkan pelupuk mata dan menarik napas panjang beberapa jenak. Bisa-bisanya hal sederhana ini luput dari perhatianku dan Mas Ben. Selama ini Anggi kuprogram sedemikian rupa bagaikan robot. Aku selalu mengatur waktunya, kapan sekolah, mengaji, menggambar, bermain puzzle, basket, les piano, membaca buku cerita, main game dan sebagainya. Aku bahkan pusing sendiri memikirkan jadwal kegiatannya. Nyatanya, keinginan Anggi sangat sederhana. Ingin bebas bermain sesukanya, menikmati masa kecilnya yang tidak akan bisa terulang lagi. Mungkin aku terlalu menuntut dia berdasarkan pengalaman hidup seorang Cindy. Bekerja keras, disiplin, gigih, dan harus berani tampil terdepan. Tadinya, menurutku sendiri sikap itu sangat bijaksana. Namun, tidak untuk Anggi. Bahkan, untuk bicaraku saja tidak merupakan hal yang penting baginya. Mungkin karena bahan pembicaraan selalu berkutat masalah tugasnya sehari-hari.

Selanjutnya yang terungkap, Anggi merindukan sosok Ayah. Kebersamaannya dengan Ayah seakan bisa dihitung, yaitu saat akhir pekan saja. Itu pun jika tidak ada pekerjaan kantor yang dibawa Mas Ben ke rumah. Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua. Ayah juga baginya tidak boleh selalu merasa paling benar dan paling hebat. Ayah juga harus mengaku salah jika berbuat kesalahan dan meminta maaf kepadanya. Ayah harus memberikan senyum setiap hari. Senyum yang akan menambah simpati dan energi bagi diri anak yang sesungguhnya masih teramat polos tersebut.

Atas jawaban dan ungkapan Anggi tersebut, aku jadi malu sendiri. Tertampar rasanya menjadi seorang ibu yang jauh dari kata ideal. Senyum lugu dan tingkah yang sering kali mengundang emosi, ternyata mengandung banyak pesan yang tak terucap. Anggi pun menahan amarahnya sendiri dalam diamnya.

***

Barisan piala dan piagam tersusun rapi di lemari khusus yang memang sengaja aku sediakan. Kemarin-kemarin, aku memandang semuanya dengan bangga. Namun, mengapa kali ini semua wujud prestasi tersebut seolah sudah tidak begitu penting lagi. Melihatnya saja sudah sesak di dada. Sampai-sampai butiran hangat dari kedua sudut mata mendesak untuk keluar. Akhirnya, tak kuasa juga menahan desakan bulir tersebut yang selanjutnya berubah menjadi aliran kecil dengan suara isakan tertahan di setiap tarikan napas.

Aku dan Mas Ben mencium kening Anggi yang terlelap dalam tidur malamnya. Dia seperti sangat kelelahan karena seharian tidak sempat merasakan istirahat yang cukup.

Aku dan Mas Ben saling menatap. Suamiku itu mendekat dan memberikan pelukan hangatnya untukku, sementara aku terpekur di dada bidangnya dengan perasaan berdosa. Bersyukur hal ini tidak terlalu jauh sehingga kami masih bisa melakukan introspeksi kembali. Satu kalimat yang harus aku dan Mas Ben ucapkan untuk Anggi adalah ‘maafkan kami, Nak’.

-Salam Wong Bumi Serasan -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun