1. Mengandung vitamin
Dalam satu butir telur sedikitnya ada beberapa vitamin penting yang terkandung di dalamnya, di antaranya:
- Vitamin B2 (riboflavin), membantu tubuh untuk memecah makanan menjadi energi.
- Vitamin B12 (cobalamin), penting untuk memproduksi sel darah merah.
- Vitamin A (retinol), dapat melawan radikal bebas, dan menyebabkan jaringan dan kerusakan sel berisiko kanker.
- Vitamin A dan B2, penting untuk pertumbuhan. Pastikan anak-anak mengonsumsi telur secara teratur
2. Menurunkan berat  badan
Makan telur dapat membantu menurunkan berat badan bagi seseorang yang menjalankan program diet. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rochester Center for Obesity Research, ditemukan bahwa makan telur untuk sarapan bisa membatasi asupan kalori sepanjang hari. Meskipun telur mengandung kolesterol, tetapi berbeda dari kolesterol darah dalam tubuh. Belum ada bukti makan telur akan meningkatkan kadar kolesterol darah.
3. Mengandung mineral penting
Telur mengandung zat besi, seng, dan mineral phosphorus yang penting bagi tubuh. Zat besi sangat dibutuhkan wanita yang mengalami menstruasi karena dapat mengurangi kelelahan dan perubahan emosi negatif. Zinc menjaga sistem kekebalan tubuh dan membantu memroses makanan menjadi energi. Fosfor menjaga kesehatan tulang dan gigi. Ada juga elemen mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, seperti yodium yang dapat membantu membuat hormon tiroid, serta selenium sebagai antioksidan yang dapat mengurangi risiko kanker.
4. Mengandung protein rendah kalori
Satu telur ukuran sedang mengandung 70-85 kalori, dan sekitar 6,5 gram protein. Ini berarti tiga telur mengandung 210-255 kalori dan menyediakan protein sebanyak 19,5 gram. Rata-rata wanita membutuhkan sekitar 50 gram sehari, sehingga hampir setengah dari asupan harian tergantung pada berat badan, dan tingkat aktivitas. Makan tiga butir telur dadar atau rebus sebagai teman roti bakar akan membuat kita merasa kenyang selama berjam-jam.
5. Mencegah kanker payudara
Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh tiga universitas ternama, ditemukan bahwa remaja yang makan telur bisa mencegah kanker payudara pada usia dewasa nanti. Perempuan yang makan setidaknya enam butir telur per minggu memiliki risiko 44 persen lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang mengonsumsi dua atau lebih sedikit setiap minggunya. Kandungan kolin yang ada di kuning telur juga dapat mengurangi risiko kanker payudara sebesar 24 persen. Setiap kuning telur mengandung 125,5 miligram kolin, atau sekitar seperempat dari asupan harian yang direkomendasikan.
Sayangnya, meskipun sudah banyak informasi mengenai kandungan gizi yang terdapat pada ayam dan telur, konsumsi daging ayam dan telur di tengah masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dari negara tetangga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, konsumsi daging ayam di indonesia adalah 12,79 kilogram per kapita per tahun, sementara tingkat konsumsi daging ayam di Malaysia, misalnya, sudah mencapai 38 kilogram per kapita per tahun.
Peningkatan konsumsi daging ayam dan telur harus dilakukan oleh semua pihak secara terus menerus dan terstuktur, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali melalui KIE (komunikasi, informasi dan edukasi). Bisa berupa sosialisasi, kampanye, maupun promosi konsumsi protein, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Salah satu peran penting yang diharapkan dapat dilakukan oleh pelaku usaha terutama skala besar adalah melalui kemitraan berupa kampanye peningkatan konsumsi protein.
Masalah gizi yang terdapat di Indonesia terjadi karena kurangnya asupan gizi yang berkualitas. Termasuk protein salah satunya adalah daging ayam dan telur. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat masih enggan mengonsumsi daging ayam dan telur. Selain terkait harga yang lebih tinggi dari protein nabati, ada juga ketakutan masyarakat terpengaruh isu hormon penyuntikan hewan ternak.
Suntikan pada leher anak ayam yang kerap diduga berisi hormon sebetulnya merupakan vaksin vidam, vaksin inatif yang aman untuk manusia. Isu lain yang berkembang adalah bahwa mengonsumsi  daging ayam yang sudah disuntik bisa menyebabkaan kanker. Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia, drh. Rahmat Nurianto pernah menjawab permasalahan ini. Beliau menegaskan, makanan dan obat-obatan hewan yang sudah mendapat izin edar dijamin tidak menyebabkan kanker. Kementan pun ikut menjelaskan bahwa ayam boiler yang ada sekarang merupakan ayam secara genetik diseleksi untuk dapat tumbuh cepat dengan pemeliharaan yang spesifik, terukur, dan disiplin, termasuk pemberian pakan kesehatan yang sudah diatur ketat.
Dengan demikian, kita seharusnya tidak perlu ragu lagi mengonsumsi olahan ayam dan telur setiap hari karena banyak sekali alasan kebaikan seperti yang sudah saya coba uraikan di atas. Marilah kita tingkatkan kesadaran mengonsumsi protein hewani. Terutama untuk anak-anak, ibu hamil, dan orang lanjut usia (lansia) yang merupakan kelompok rentan kekurangan protein. Protein berperan penting dalam membentuk massa otot tubuh. Massa otot sebagai alat gerak aktif manusia, saat kurang protein akan menjadi lemah. Inilah sebabnya banyak lansia yang sulit bahkan tidak bisa jalan.
Dalam kondisi pandemi, memilih makan ayam dan telur setiap hari sebagai alternatif sumber protein hewani adalah baik karena selain menambah asupan gizi, protein hewani pada ayam dan telur merupakan protein yang lengkap karena mempunyai nilai biologis tinggi yaitu mempunyai susunan asam amino dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan. Hanya disarankan, makanan yang mengandung protein tinggi sebaiknya tidak dijadikan menu makan malam, termasuk ayam dan telur. Ini dikarenakan tubuh akan kesulitan mencerna makanan dan dapat mengganggu metabolisme tubuh ketika harus beristirahat dan tidur malam.