Adapun mengenai asal kata "Besuki", satu sumber sejarah menyatakan bahwa kata tersebut terambil dari nama Han Soe Kie, seorang saudagar kaya raya Cina keturunan Dinasti Han yang sangat berpengaruh kala itu, yang juga merupakan seorang muslim. Dia adalah mertua dari Raden Tumenggung Moh Ali Prawirodiningrat, yang lebih dikenal dengan nama Pengeran Kolonel. Adapun Pangeran Kolonel adalah putra dari Raden Asiruddin atau Pangeran Notokusumo I, Bupati Sumenep kala itu. Han Soe Kie amat dihormati oleh masyarakat sekitar, mereka memanggilnya dengan Babah Soe Kie atau Bah Soe Kie. Panggilan tersebut dalam logat pribumi kerap bergeser menjadi Basuki atau Besuki.
Sementara pendapat lain menyatakan bahwa kata "Besuki" diduga berasal dari Bahasa Jerman yakni kata "Besuchen" atau "Besuch" yang artinya membesuk atau menjenguk. Hal ini karena banyak juga tentara Belanda di sana kala itu yang berasal dari Jerman.
Setelah Ki Pate Alos meninggal, pemerintahan Kabupaten Besuki diteruskan oleh anaknya, yaitu Raden Sahiruddin Wiroastro yang bergelar Wirodipuro II. Ki Pate Alos maupun Raden Sahiruddin dimakamkan di Kauman Barat atau Kampung Arab Besuki. Makam itu kini pada hari-hari tertentu banyak dikunjungi orang untuk ziarah. Pada setiap malam jumat, bahkan diadakan istighasah yang diikuti oleh ratusan jamaah.Â
Selain itu, sejarah Ke Pate Alos sebagai tokoh pembabat alas besuki juga diabadikan sebagai ikon Kabupaten Budaya Kabupaten yang dilestarikan lewat momen tahunan yang dikemas dalam rangkaian "Situbondo Culture Festival" yang digelar di Alun-Alun Besuki. Dalam rangkaian Situbondo Culture Festival, selain terdapat Festival Pentas Budaya Ki Pate Alos, Â terdapat pula Pasar Rakyat Aneka Kuliner, Festival Maulid Nabi, hiburan panggung Islami, serta Pentas seni dan budaya.
Di pusat Kecamatan Besuki Situbondo anda dapat menemui alun-alun luas yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Besuki di masa silam. Namun sayangnya dokumen sejarah tidak mencatat peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah yang berkaitan dengan alun-alun ini.Â
Besuki Di sebelah selatan alun-alun Besuki, di sudut antara Jalan Ijen dan Jalan Raya Besuki, terdapat bekas kantor kewedanan yang sejak tahun 2008 difungsikan menjadi SMA Negeri 1 Besuki. Bangunan dan struktur lamanya adalah berupa bagian yang sekarang digunakan sebagai kantor, pendopo, serta gapura. Sebelum difungsikan sebagai SMA, bangunan ini sempat kosong.