Mohon tunggu...
Shulhan Rumaru
Shulhan Rumaru Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Aksara

Penikmat Aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Polisi Bimbang, Pilih Taat Aturan atau "Damai"

14 Februari 2016   20:54 Diperbarui: 15 Februari 2016   21:20 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Polisinya nunjuk-nunjuk sambil melarang saya mengambil gambar/foto. "]

[/caption]

Karena tempat yang saya tuju di depan Sency persis, akhirnya saya balik lagi tongkrongin kerja polisi tadi (pengen tau masih terulang atau nggak). Ternyata, 3-5 motor belok di tempat yang persis saya belok tadi, 2-4 mobil pun sama. Tapi, gak ditilang.

Saya samperin polisi tadi...

Saya: Pak, kok banyak yg melanggar gak ditilang?

Tiba-tiba satu mobil diberhentikan. Saya liat, pengendara mobil ambil uang 50 ribuan dan beberapa lembar 5 ribuan, siap serah terima. Tapi karena sadar saya lihat mereka, polisi itu angkat tangan, isyarat menolak. Lalu saya dipanggil mendekat.

Polisi-1: Bapak ini minta maaf (maksudnya, gak jadi ditilang. Trus si pengendara mesem2, bilang gini: iya, saya sudah minta maaf).

Saya: Tadi saya juga minta maaf, trus saya tidak protes ditilang. Saya hanya kecewa karena bapak tidak tilang orang tadi.

Polisi-1: Hati orang beda-beda, Mas. (Maksudnya, dia jujur tp temannya tidak)

Saya: Bapak harusnya peringatkan teman bapak karena saat ini bapak kerja berdua atas nama institusi kepolisian. Jadi, tidak ada alasan hati manusia beda-beda. (menindak pelanggaran tapi membiarkan pelanggaran teman sendiri. #ironismemang)

Polisi-1: Tapi Anda salah.

Saya: Makanya saya gak protes ditilang. Saya hanya protes karena orang yang jelas-jelas diberhentikan (tidak punya STNK, SIM), tapi diloloskan karena "damai". Bapak permalukan institusi kepolisian yang belum lama ini disanjung publik karena cekatan tangani Bom Sarinah (pengendara mobil nyengir lebaaaaar pake banget liat saya nyerocos).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun