Menurut Ai Boy, mereka menyiasatinya dengan program Bakti Karya Fellow dimana setiap orang hanya butuh mendonasikan dana 3 kali makan nasi gorengnya untuk setiap siswa sebesar 50 ribu rupiah perbulan. Setiap donatur tidak hanya memberi uang, tapi diberi kesempatan untuk memotivasi dan memantau prestasi siswa yang dibantu. Hasilnya, sekitar 40 donatur yang notabene di luar Kabupaten Pangandaran sudah bergabung sebagai donatur, 30 di antaranya menjadi donatur tetap.
Bagi kawan-kawan yang mau menjadi donatur (the giver), silakan saja bergabung dalam program ini dengan menghubungi nomor Ai Boy yang merangkap Wakasek Bidang Kerjasama dan Pengembangan di 081323527142. Tak susah rasanya untuk membebaskan satu orang siswa dari biaya sekolah sebesar 50 ribu rupiah perbulan. Ya, hitung-hitung bersedekah.Â
Sekolah ini juga memiliki Izin Operasional melalui Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran dengan nomor : 421.3/4449 Disdikbudpora/2014. Dengan begitu, SMK Bakti Karya telah terdaftar di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan nomor pokok sekolah nasional NPSN : 6988350 (Profil lengkapnya, sila liat di sini).
SMK Bakti Karya pada 2015 kemarin mendapat hibah 2 ruang sekolah dari pemerintah Provinsi Jawa Barat. Di akhir wawancara menjelang magrib dengan Ai Boy yang juga menjabat Kepala Program di SMK Bakti Karya, bahwa ia berharap tahun ini sekolah bisa mendapat lebih dari 50 siswa dan memiliki pondok siswa yang bisa diintegrasikan dengan kegiatan sekolah dan Komunitas Belajar Sabalad. SMK Bakti Karya dan Komunitas Sabalad telah terintegrasi sejak 31 Januari 2015 yang sampai sekarang sudah meraih penghargaan Gotrasawala Awards: Â Promising Ethnographic Film 2014. [SR]
Â
Selamat Ulang Tahun ke-3 Komunitas Belajar Sabalad, sukses selalu.
Sila disimak wawancara saya dengan Ai Nurhidayat di Youtube.
#Semua foto milik pribadi dan komunitas sabalad