Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merasa Sudah Menang padahal Kalah Telak!

15 November 2020   18:47 Diperbarui: 15 November 2020   19:00 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup Ini Memang Berat dan Kejam! Sadarlah! (sumber: wikipedia.org / public domain)

Bagi yang suka bermain catur pasti mengetahui partai-partai catur yang dinilai indah, karena berhasil membuat seorang pemain merasa menang telak ternyata akhirnya kalah telak. Biasanya partai catur seperti ini diawali dengan pembukaan gambit atau pengorbanan, atau pemberian umpan cuma-cuma padahal semuanya itu adalah RACUN.

Partai catur seperti itu dinilai indah karena strategi dari pemenang, yang tidak disadari oleh lawannya yang serakah. Serakah menikmati umpan-umpan, bahkan umpan besar yaitu perwira, namun akhirnya rajanya si serakah sendiri yang mati mengenaskan.

Pemain yang terjebak itu pasti merasa kesal, bahkan seringkali merasa sangat malu, karena jebakan-jebakan sang lawan yang telah membuat dia merasa menang tetapi ternyata kalah telak.

Oleh karena itu dalam setiap aktivitas anda, jangan dulu merasa menang. Jangan dulu merasa kuat. Jangan pula merasa hebat kalau apa yang anda lakukan seolah-olah tidak mendapat tegoran maupun sanksi, sehingga dapat anda lakukan dengan mulus.

Jangan merasa anda berkuasa atas segala-galanya, kalau orang-orang di sekitar anda menundukan kepala atau memalingkan muka dan pergi menjauh.

Jangan merasa sakti, ketika anda dan teman-teman anda, dapat dengan seenaknya mengganggu perjalanan ribuan orang.

Jangan merasa kuat, ketika orang-orang diam dan menjauh dari anda dan teman-teman anda, dan tidak mempermasalahkan lebih lanjut atas kegagalan maupun delay perjalanan penting ribuan penumpang pesawat terbang.

Jangan pernah merasa berkuasa dan jumawa, ketika tidak ada yang memberi sanksi saat fans anda seenaknya saja melanggar lalu lintas, termasuk memarkir kendaraan di tempat yang tidak seharusnya sehingga menimbulkan kekacauan lalu lintas.

Jangan merasa lebih hebat dari pemerintah dan aparat penegak hukum, apabila pemerintah dan para aparatnya "membiarkan" anda melakukan itu semua dengan semena-mena. Karena sebenarnya kelompok anda dan pendukungnya tidak ada apa-apanya di bandingkan aparat penegak hukum Republik Indonesia.

Jangan anda merasa di atas angin, ketika anda atau pendukung anda berteriak-teriak membuat semua orang yang lewat di sekitar anda pergi menjauh. Mereka menjauh bukan karena hormat kepada anda, mereka menjauh karena ingin segera pulang bertemu dengan keluarga tercinta di rumah.

Jangan merasa kuat dan ditakuti, ketika orang-orang yang baru mendarat di bandara segera mencari cara untuk meninggalkan bandara secepat mungkin.

Jangan merasa senang, ketika pandangan mata anda dan teman-teman anda tidak dibalas orang lain, bahkan orang lain itu membuang muka dan bergegas menjauhi anda. Mereka bukan takut tapi mereka tidak suka melihat anda dan teman-teman anda!

Jangan merasa berkuasa, ketika anda dengan rombongan anda tampil berseragam, dan semua orang memberi jalan. Orang-orang itu bukan hormat, mereka hanya tidak mau ribut dan tidak mau membuang energi mereka yang berharga.

Jangan anda merasa orang lain mengakui kehebatan atau takut pada fans anda, yang tenang melenggang pergi karena tidak ada yang menuntut atas kerusakan taman, kursi dan fasilitas lainnya di bandara.

Jangan merasa kuat, digdaya, hebat bahkan tidak tersentuh sehingga para pendukung dan penjemput anda bebas mengendarai sepeda motor masuk jalan tol. Karena kamera-kamera video dan foto terus merekam semuanya. 

Jangan merasa besar kepala mengira orang-orang mendukung ulah para pendukung anda, dan membiarkannya melakukan semua itu! Yang jelas 55% orang Indonesia yang memilih rezim yang memerintah sekarang, sama sekali tidak sudih mendukung anda dan siapapun yang terkait dengan anda.

Jangan merasa menang karena beberapa rakyat Indonesia, di media sosial khususnya, mulai mengkritik pemerintah karena membiarkan anda dan fans anda melakukan semuanya dengan bebas.

Dari itu semua, jangan anda dan teman-teman anda merasa menang, karena sebenarnya anda sudah kalah. Anda sebenarnya sudah kalah! Bahkan kalah telak! Dan terimalah kondisi itu!

Mungkin anda terhenyak membaca tulisan ini, dan dalam hati bisa jadi anda berkata "mana mungkin? dengan ribuan orang yang ada di sekitar saya, mana mungkin saya kalah?"

Berikut ini jawabnya mengapa saya mengatakan anda sudah kalah! Semoga anda menyadarinya dan segera melakukan introspeksi diri anda dan pendukung anda.

Anda sudah kalah, karena semua mata rakyat Indonesia melihat ulah anda, sambil menggeleng-gelengkan kepala dan menggerutu.

Anda dan teman-teman anda sudah kalah, karena orang menilai bahwa anda tidak perduli dengan kepentingan ribuan orang yang akan melakukan penerbangan penting. Penerbangan yang mungkin untuk tujuan berobat atau mengunjungi orangtua yang sedang sakit. Penerbangan yang mungkin untuk tujuan menjalankan usaha atau menggapai cita-cita. Penerbangan yang gagal karena fans anda!

Anda kalah, karena dinilai tidak perduli dengan kerugian maskapai penerbangan yang mencapai milyaran rupiah, termasuk makanan yang terbuang karena tidak jadi dikonsumsi. Makanan yang menjadi mubazir!

Anda kalah, karena dengan peristiwa tersebut rakyat Indonesia sadar bahwa anda sama sekali tidak layak menjadi pemimpin Indonesia. Bagaimana bisa menjadi pem impin yang baik untuk bangsa ini? kalau belum menjadi pemimpin saja sudah seperti itu?

Anda sudah kalah, karena dengan apa yang anda dan fans anda lakukan, rakyat Indonesia yang tidak menyukai anda semakin menjauh dan bersatu, bersama-sama merapatkan barisan menghadapi hari esok. Merapatkan barisan untuk menjauhi anda, dan menjauhi siapapun orang-orang yang anda dukung kelak.

Anda kalah, karena segala catatan dan bukti tingkah laku anda dengan mudah dapat diperoleh di mana saja. Akibat ulah anda dan fans anda, semakin banyak orang yang menyimpan bukti-bukti tingkah laku anda. Saya yakin sudah ada ribuan orang yang terus menerus mencatat, mengkopi dan menyimpan semua bukti untuk diangkat ke permukaan nantinya.

Anda sudah kalah, karena anda seperti tidak sadar bahwa sebagian besar rakyat Indonesia sudah semakin pandai. Sebagian besar rakyat Indonesia masa kini tidak lagi percaya kepada orang-orang yang hanya bisa bicara, berteriak di depan mikrophone, namun tidak punya bukti kinerja yang hebat. 

Anda kalah telak, karena tidak sadar sudah termakan strategi yang membuat segala tingkah laku anda semakin terlihat dengan nyata oleh seluruh rakyat Indonesia. Begitu juga tingkah laku orang-orang yang berteman dengan anda, terutama yang saat ini menjabat dan memiliki keinginan untuk berkuasa di masa depan.

Bahkan kekalahan anda dan teman-teman anda semakin telak, karena kerumunan dalam jarak yang berdekatan dalam masa pandemi seperti sekarang ini, kemungkinan besar akan menyebarkan cluster Covid19, dan akan menjadi fatal bila kondisi badan anda atau rekan-rekan dan fans anda tidak fit.

Anda kalah, karena sebenarnya ucapan anda tidak ada artinya apa-apa, semuanya tidak berguna sebab pihak pemerintah dengan tenang dan tidak banyak bicara terus bekerja menorehkan dan mengumpulkan prestasi lengkap dengan bukti-buktinya, dan semuanya itu diakui rakyat Indonesia dan dunia.

Kalau anda merasa sudah menang, maka anda pasti akan sangat kecewa karena sebenarnya anda sudah kalah telak!

Kalah itu memang tidak enak, karena pada dasarnya tidak seorangpun mau kalah atau dikalahkan. Tetapi kalau itu sudah merupakan realita, untuk apalagi buang-buang energi menghibur diri anda dan fans anda seolah-olah anda menang?

Kalau ada orang-orang yang terus mendorong-dorong, dan menyanjung-nyanjung agar anda merasa menang, maka mereka itu sebenarnya adalah para oprtunis, maka sebaiknya anda mengusir mereka pergi jauh-jauh dari anda.

Jadi sekali lagi, buka mata dan lihatlah realita. Anda sudah kalah dan kekalahan anda semakin menghancurkan anda kalau tidak segera menyadarinya.

Have a nice day.

God bless Indonesia.

@shtobing

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun