Salah satu tujuan dari berinvestasi adalah untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Keuntungan dapat berupa bertumbuhnya aset, atau paling tidak nilai aset tidak menyusut. Contoh aset menyusut adalah akibat turunnya nilai (jual) yang disebabkan inflasi maupun depresiasi.
Berbagai jenis aset investasi yang kita ketahui
- Reksadana
- Saham
- Deposito
- Aset Fisik (Property, Emas, Batu Permata, dan lain sebagainya)Â
Tabungan tidak termasuk sebagai deposito, karena tidak memenuhi kriteria di atas, yaitu tidak susut karena inflasi.
Aset dan Liability
Kendaraan yang digunakan untuk keperluan pribadi, atau benda lain yang tidak menghasilkan pemasukan, bahkan nilainya susut dari waktu ke eaktu, tidak dapat kita kategorikan sebagai aset. Bahkan karena membutuhkan biaya perawatan rutin, sehingga menggerogoti investasi kita, maka lebih tepat disebut Liability (www.Pritaghozie.com)
Kendaraan yang digunakan untuk bisnis, termasuk disewakan, sejauh hasilnya lebih baik daripada nilai depresiasi dan biaya perawatan, layak disebut sebagai aset.
Oleh karena pertumbuhan investasi aset fisik seperti property memiliki pertumbuhan yang tinggi, maka banyak yang berinvestasi pada rumah, apartemen dan Ruko. Namun kelemahannya adalah penjualan aset fisik yang tidak selikuid aset financial, seperti reksadana, Saham dan Deposito.
Bagi yang berjiwa enterprenuer dan memiliki aset cukup besar, akan berinvestasi dengan mendirikan perusahaan, lengkap dengan aset fisiknya baik bangunan, kendaraan, mesin-mesin dan sebagainya.
Semua investor mengharapkan pertumbuhan asetnya, dan akan menikmatinya di masa depan. Maka ekspektasi pertumbuhan yang mereka harapkan adalah jangka panjang, di atas 10 tahun. Sehingga terdapat berbagai risiko yang dapat mengancam keberadaan aset mereka.
Aset Fisik Bisa Musnah
Rusak atau hancurnya aset fisik yang dimiliki dapat mengakibatkan hancurnya investasi, sehingga proteksi atas investasi merupakan suatu kewajiban. Kecuali apabila anda atau sang investor memang siap menghadapi risiko tersebut.
Namun banyak investor yang tidak tertarik dengan upaya proteksi aset investasi mereka. Salah satu penyebabnya, menurut mereka, adalah mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk memproteksi aset fisik mereka. Sehingga mereka untung-untungan, tidak membeli proteksi, dan kalau sampai terjadi risiko yang menghancurkan aset mereka sebut sebagai nasib atau takdir.
Proteksi Itu Murah
Apakah benar proteksi atas investasi kita itu mahal? Karena saya puluhan tahun bergelut di Asuransi Umum, maka saya kutip salah satu tulisan di blog Hallothere.net dengan judul: Asuransi Itu Murah!