Pendidikan harus menjadi alat untuk mempertemukan tradisi dan modernitas. Kurikulum yang menekankan nilai budaya lokal sekaligus keterampilan global dapat menjadi solusi.
Pemerintah perlu memastikan bahwa manfaat modernisasi dirasakan oleh semua kelompok masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil.
Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya lokal ke tingkat global, seperti melalui platform digital untuk seni, kuliner, dan tradisi lokal.
Modernisasi adalah tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat Indonesia. Dalam pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana, modernisasi adalah jalan menuju kemajuan, tetapi harus dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai lokal dan dampak sosialnya. Dengan pendekatan teori kritis, kita dapat mengkritisi dan mengarahkan modernisasi agar tidak hanya menjadi alat perubahan, tetapi juga alat pembebasan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa modernisasi tidak menghapus identitas kita, tetapi justru memperkaya keunikan budaya Indonesia di tengah arus globalisasi. Seperti yang pernah diungkapkan Takdir, "Kemajuan tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi harus dicapai melalui usaha yang sadar dan terencana."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H